Penyakit TBC Pada Anak |
Penyakit
TBC bukan hanya menyerang orang dewasa ternyata ayah, bunda. Penyakut ini juga
bisa diderita oleh anak dan tidak menutup kemungkinan buah hati kita. Serangan
TBC terhadap anak-anak juga sangat rawan mengganggu organ tubuh selain paru-paru,
terutama otak. Akibatnya, anak terganggu tumbuh kembangnya, bahkan. Berdasarkan
pengalamannya, tuberkulosis pada anak rawan menyerang antara lain tulang, mata,
dan terutama otak. Serangan TBC pada otak, misalnya, dapat menyebabkan
kecacatan. Anak terancam gagal kembang, sulit bicara, tangan lemah atau cacat
lain sehingga perlu penanganan fisioterapi.
Tuberkulosis
sendiri adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tantangan lain, TBC pada anak,
terutama bayi yakni kesulitan memeriksa apakah anak terkena TBC.
Bagi
anak yang telah terkena TBC, pengobatan yang dijalani sama saja dengan orang
dewasa yakni menjalani pengobatan paket selama enam bulan. Namun, tuberkulosis
pada anak tidak cukup semata ditangani dengan pengobatan, tetapi perbaikan
lingkungan serta peningkatan gizi sangat penting untuk memperkuat daya tahan
tubuh anak. Imunisasi BCG (antituberkulosis) tidak menjamin anak bebas dari
penyakit tersebut. Kuman penyebab TBC yakni Mycobacterium tuberkulosis
ditularkan melalui percikan dahak. Jika terkena kuman terus-menerus dari
orang-orang dewasa di dekatnya, terutama orangtua, maka anak tetap terkena.
Gejala
umum dari TBC adalah demam yang biasanya terlalu tinggi dan hilang timbul dalam
jangka waktu lama. Sedangkan, tanda-tanda yang tidak terlalu spesifik antara
lain berat badan turun tanpa sebab jelas, nafsu makan tidak ada, gagal tumbuh,
pembesaran kelenjar limfa yang tidak sakit, batuk lama lebih dari tiga minggu,
serta diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan diare. Dan dengan
sekian penyebab, kerap kali anak terlambat ditangani. Jika terdapat gejala
tersebut, sebaiknya anak sedini mungkin dibawa ke puskesmas atau rumah sakit
untuk di tes mountex dan kemudian dievaluasi lebih lanjut. Tak kalah penting
ialah informasi lengkap dari orangtua selengkapnya tentang kondisi kehidupan
anak.
Penularan
terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei
dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2
jam, tergantung ada tidaknya sinar UV ventilasi yang baik dan kelembabab udara.
Dalam suasana gelap dan lembab kuman dapat bertahan berhari-hari sampai
berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini terisap oleh orang sehat, ia akan
menempel pada jalan nafas atau paru-paru.
Kuman dapat juga masuk melalui luka pada kulit atau mukosa tapi hal ini
jarang terjadi.
Bila
kuman menetap di jaringan paru maka akan membentuk sarang TB pneumonia kecil
dan disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini dapat terjadi
dibagian mana saja jaringan paru. Dari sarang primer akan timbul peradangan
saluran getah bening menuju hilus (limfangitis local) dan juga diikuti
pembesaran getah bening hilus (limfadenitis regional). Sarang primer +
limfangitis local + limfadenitis regional = kompleks primer.
Komplek primer ini selajutnya dapat menjadi:
Komplek primer ini selajutnya dapat menjadi:
-
Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis
fibrotik, kalsifikasi di hilus atau kompleks (sarang) Ghon.
-
Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat
-
berkomplikasi dan menyebar secara :
a. Per
kontinuitatum, yakni menyebar kesekitarnya.
b. ecara
bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun paru disebelahnya. Dapat juga
kuman tertelan bersama sputum dan ludah sehingga menyebar keusus.
c. Secara
limfogen, keorgan tubuh lainnya
d. Secara
hematogen, ke organ tubuh lainnya.
Kuman
yang dormant pada TB primer akan muncul bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi
endogen menjadi TB dewasa (TB post primer). TB post primer ini dimulai dengan
sarang dini yang berlokasi di region atas paru-paru (bagian apical posterior
lobus superior atau inferior). Invasinya adalah ke daerah parenkim paru dan
tidak ke nodus hiler paru.
Tergantung dari jumlah kuman, virulensi dan imunitas penderita, sarang dini ini dapat menjadi :
1. Diresorpsi kembali dan sembuh tanpa cacat
2. Sarang yang mula-mula meluas, tapi segera menyembuh dengan sebukan jaringan fibrosis. Ada yang membungkus diri menjadi lebih keras, menimbulkan perkapuran dan akan sembuh dalam bentuk perkapuran.
3. Sarang dini meluas dimana granuloma berkembang menghancurkan jaringan sekitarnya dan bagian tengahnya mengalami nekrosis dan menjadi lembek membentuk jaringan keju. Bila jaringan keju dibatukkan keluar akan terjadillah kavitas. Kavitas ini mula-mula berdinding tipis, lama-lama dindingnya menebal karena infiltrasi jaringan fibroblast dalam jumlah besar, sehingga menjadi kavitas sklerotik.
Pemeriksaan dan Diagnostik
Tergantung dari jumlah kuman, virulensi dan imunitas penderita, sarang dini ini dapat menjadi :
1. Diresorpsi kembali dan sembuh tanpa cacat
2. Sarang yang mula-mula meluas, tapi segera menyembuh dengan sebukan jaringan fibrosis. Ada yang membungkus diri menjadi lebih keras, menimbulkan perkapuran dan akan sembuh dalam bentuk perkapuran.
3. Sarang dini meluas dimana granuloma berkembang menghancurkan jaringan sekitarnya dan bagian tengahnya mengalami nekrosis dan menjadi lembek membentuk jaringan keju. Bila jaringan keju dibatukkan keluar akan terjadillah kavitas. Kavitas ini mula-mula berdinding tipis, lama-lama dindingnya menebal karena infiltrasi jaringan fibroblast dalam jumlah besar, sehingga menjadi kavitas sklerotik.
Pemeriksaan dan Diagnostik
1. Reaksi
hipersensitivitas : Tes Kulit Tuberkulin
a. Tes
tuberkulin intradermal (Mantoux)
b. Tes tuberkulin
dengan suntikan jet
c. Tes
tuberkulin tusukan majemuk
2. Pemeriksaan
radiografik
Gambaran TBC milier berupa bercak-bercak halus tersebar merata pada seluruh lapangan paru. Gambaran radiology lain yang sering menyertai TBC paru adalah penebalan pleura, efusi pleura atau empisema, penumothoraks (bayangan hitam radio lusen dipinggir paru atau pleura).
Gambaran TBC milier berupa bercak-bercak halus tersebar merata pada seluruh lapangan paru. Gambaran radiology lain yang sering menyertai TBC paru adalah penebalan pleura, efusi pleura atau empisema, penumothoraks (bayangan hitam radio lusen dipinggir paru atau pleura).
3. Pemeriksaan
Bakteriologik
Pemeriksaan ini penting karena dengan ditemukannya kuman BTA, diagnosis dapat dipastikan. Kriteria sputum BTA positip adalah sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTA pada satu sediaan.
Pemeriksaan ini penting karena dengan ditemukannya kuman BTA, diagnosis dapat dipastikan. Kriteria sputum BTA positip adalah sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTA pada satu sediaan.
Adapun
cara pengobatan TBC adalah dengan menggunakan obat anti TB (OAT)
Karena
pemakaian obat tunggal banyak terjadi retesistensi karena sebagian besar kuman
TB memang dapat dibinasakan tetapi sebagian kecil tidak maka terapi TB
dilakukan dengan memakai paduan obat.
No comments:
Post a Comment