MAINAN ANAK CERDAS

Anak FUN, Bunda Kaya Informasi

LightBlog

Breaking

Friday, March 10, 2017

Penyebab Bintitan Pada Anak

Perlu diketahui oleh ayah dan bunda bahwa bintitan dalam istilah kedokterannya disebut hordeolum merupakan benjolan kecil yang terjadi pada palpebra (kelopak mata). Penyebabnya, infeksi kuman stafilokok yang apabila tidak diobati secara dini akan mengakibatkan semakin membesar atau meluas. "Tak ubahnya seperti jerawat. Bedanya kalau jerawat terjadi di kulit, sedangkan bintitan berkisar di kelopak mata," jelas Dr. Fatma Asyari, Spesialis Mata dari FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Dan umumnya bintitan ini menyerang anak-anak di usia pertumbuhan mereka. Dalam artikel ini kita akan sama-sama belajar untuk mengetahui apa sih bintitan itu? Lalu apa penyebabnya, bagaimana mengobati dan mencegahnya.

Ayah bundaa, di dalam kelopak mata ternyata terdapat banyak kelenjar lemak yang disebut kelenjar meibom. "Kelenjar lemak inilah yang terinfeksi." Penyebabnya, debu-debu yang menempel pada bulu mata. Kita tahu, bulu mata, kan, bagian paling kotor dari mata karena berfungsi sebagai filter bagi mata. "Nah, anak-anak, bahkan kita pun sering lupa membersihkannya sehingga bulu mata menjadi kotor karena debu-debu menyangkut di situ." Padahal, debu-debu itu tak selalu datang sendirian, karena bisa jadi ditambahi kuman. "Nah, kuman inilah yang akan menimbulkan infeksi kelenjar lemak di bulu mata," jelas dokter yang praktek di Klinik Mata Mayestik, ini. Fatma menyarankan, "kita harus membersihkan bulu mata dengan sabun atau sampo bayi saat mandi. Tujuannya agar bulu mata bersih kembali." Untuk anak-anak, bayi dna blita bisa dibantu oleh ayah/ bunda disaat memandikannya.
Bintitan bisa juga disebabkan metabolisme lemak. Tak heran jika anak sering terkena dan hampir beberapa kali mengalami bintitan, perlu ditanyakan juga apakah ia terlalu sering minum susu atau makan telur. Sebab, makanan jenis itu menyebabkan metabolisme lemaknya menjadi tidak benar. Di samping itu, dalam satu kelopak mata terdapat sekitar 20 hingga 30 kelenjar lemak, sehingga bisa saja seorang anak terkena bintitan secara berulang-ulang pada kelenjar-kelenjar yang berbeda. Akan menjadi berbahaya jika infeksi tersebut terulang pada satu kelenjar. Keadaan tersebut besar kemungkinan akan mengakibatkan keganasan atau kanker. Hanya saja, keganasan ini hanya mungkin terkena pada orang yang sudah lanjut usia dan tidak pada anak kecil.
Bintitan ini sendiri dibedakan menjadi 2 jenis sesuai dengan kondisinya, hordeolum dibedakan menjadi dua; hordeolum eksternum (ada di luar) dan hordeolum internum, (terjadi di dalam kelopak mata). Pada hordeolum eksternum, kuman menempel di bulu mata, masuk melalui pori-pori dan bagian yang terkena adalah kelenjar zeiss dan kelenjar moll yang letaknya memang berdekatan dengan pangkal bulu mata. Sedangkan pada hordeolum internum terjadi pada kelenjar lemak sehingga bagian dalam kelopak mata akan membengkak dan terinfeksi. Biasanya hordeolum eksternum agak lebih kecil dan letaknya di sebelah luar, tepatnya di sekitar bulu mata. Sedangkan hordeolum internum agak ke dalam dan lebih tebal serta besar sehingga terasa mengganjal pada mata.
Selain dua jenis tersebut, ada juga bintitan kalazion; yang mengeras dan sudah tak aktif lagi. Penyebabnya belum diketahui secara persis, tapi diduga karena gangguan sekresi kelenjar meibom. Hal ini menyebabkan penyumbatan dan menimbulkan reaksi jaringan sekitarnya terhadap bahan-bahan yang tertahan sehingga akan menimbulkan benjolan yang mengeras.
Dari ketiga jenis tersebut bisa dibedakan lagi dari gejala yang muncul. Biasanya anak terkena hordeolum, awalnya akan tampak suatu benjolan berwarna merah dan terasa sakit bila ditekan di dekat pangkal bulu matanya. Sedangkan pada kalazion, muncul peradangan sangat ringan. "Apabila kista atau kantong ini cukup besar dapat menyebabkan kelopak mata menebal dan teraba suatu benjolan keras di dalamnya sehingga akan menekan bola mata dan dapat menimbulkan gangguan atau penurunan penglihatan." Lalu bagaimana cara mengobatinya? Pengobatan kasus hordeolum biasanya dilakukan dengan memberikan obat antiinfeksi atau antibiotika berupa tablet, kapsul maupun sirup. Ayah dan bunda tidak perlu memberinya salep untuk pengobatan karena tak akan efektif untuk penyembuhan.
Kebersihan serta pola makan pun sebaiknya dijaga jangan sampai bintitan terjadi berulang-ulang dan terus-menerus. Karena bisa dipastikan si kecil akan merasa tidak nyaman bila bintitan terus menerus. Selain dari segi penampilan tak nyaman, zat lemak yang merupakan salah satu komponen air mata pun akan semakin berkurang. Sedangkan mata sangat memerlukan lemak untuk lubrikasi atau membuat kelenar air mata. Misalnya saja, anak kita sering menderita bintitan. Setiap kali dia terinfeksi, maka akan menyebabkan kelenjar lemaknya rusak atau hilang. Sementara air mata sendiri sangat berfungsi untuk memproteksi atau melindungi mata. Akibatnya kelenjar lemak tak bisa lagi memproduksi lemak dan tentu saja hal ini akan mengurangi kualitas air mata. Sebab zat lemak juga berfungsi untuk mencegah penguapan terlalu cepat atau evaporasi sehingga mata tidak cepat kering. Selain itu zat lemak juga sangat berperan dalam melicinkan bola mata melalui proses lubrikasi sehingga mata juga akan dapat dengan mudah digerakkan.
Jika anak mengalami bintitan, selain dengan antibiotika, akan lebih baik bila juga dikompres dengan air hangat karena akan membantu mempercepat penyembuhan karena sifat panas dari kompresan air hangat ini mampu membuat kemps benjolan dari bintitan ini. Tapi jika sudah membesar, tak akan semuanya hilang dan nanahnya tak bisa dikeluarkan. Karena itu perlu dilakukan insisi atau pembedahan. Memang pada awalnya infeksi hanya memerah namun saat itulah sel-sel darah putih yang berfungsi menghancurkan kuman sedang aktif bekerja. Jika kondisi tubuh anak sedang dalam keadaan bagus, sel-sel darah akan dapat bekerja dengan baik sehingga kuman akan kalah dan dengan sendirinya bintitan akan hilang dengan cepat tanpa diobati. Tapi jika sel darah yang kalah, lama kelamaan akan melembek dan menimbulkan nanah. Pada prinsipnya nanah harus dikeluarkan dari dalam tubuh karena di dalamnya terdapat kuman-kuman penyakit dan sel-sel yang telah mati. Berbeda dengan kasus kalazion yang tidak memerlukan antibiotik. Melainkan dengan pengurutan ke arah muara kelenjar meibom atau langsung diadakan pembedahan berupa insisi dan kuretase untuk mengeluarkan isi kelenjar.  Namun tetap memerlukan pengompresan dengan air hangat agar bisa mempercepat proses penyembuhan.
Tahukah Ayah, bunda bahwa bintitan ini akan lebih berat dan lebih susah untuk disembuhan jika sudah terinfeksi. Lalu bagaimana cara menanganinya jika sudah parah? Pada intinya bintitan harus ditangani sejak dini atau lebih baik lagi jika berobat ke dokter untuk menghindari kemungkinan yang semakin parah. Kalau memang gejalanya masih ringan, dokter-dokter umum biasanya juga bisa menangani. Tapi jika sampai harus dilakukan insisi, tentu saja harus ke spesialis mata untuk mendapat perawatan yang lebih baik.

Memang jika didiamkan saja pun lama kelamaan bintitan akan membesar dan pecah sendiri. Tapi, pecahnya bukan berarti telah sembuh, melainkan hanya bagian luarnya saja yang pecah, isinya tidak ikut keluar sehingga akan meninggalkan bekas yang menonjol pada bagian yang pecah tersebut. Berbeda jika dilakukan insisi, karena prosesnya dilakukan melalui bagian dalam kelopak mata yang panjangnya hanya berkisar 1 hingga 2 mm, kemudian baru dilakukan kuretase; pengeluaran isinya. Dan tindakan ini tak akan menimbulkan bekas, bekas dari bintitan ini akan hilang dengan sendirinya. Akan lebih berat bila terjadi infeksi. Karena jika tak segera diobati dapat menyebabkan selulitis; meluas ke seluruh kelopak mata bahkan ke mata. Tentu kita tak mengharapkan keadaan demikian terjadi pada buah hati, karena mata, hidung, dan mulut adalah segitiga kehidupan yang berbahaya dan seharusnya untuk diaga dan dirawat dengan sebaik mungkin. Sebab itulah kuman harus segera dimatikan, ayah dan bunda jangan menunggu hingga kuman berkembang lebih banyak lagi.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog

Featured Post

Pasir Kinetik Bandung, Mainan Anak Cerdas