AJARI ANAK MENGHARGAI
UANG
CARA MENGAJARI ANAK MENGHARGAI UANG |
Bunda, mengajari anak tentang uang
sejak dini tidak ada salahnya. Hal itu justru baik untuk membantunya menghargai
arti uang, meski dalam tahap paling sederhana. Tetapi tentu saja dibutuhkan
cara-cara yang fun dan
menarik agar anak tidak bosan dan lebih mudah memahami apa yang ingin Anda
sampaikan. Ajari buah hati Anda apa
saja tentang uang, manfaat menabung, dan bagaimana membelanjakan uang dengan
bijak dalam suasana yang asyik dan bahasa yang mudah dimengerti. Nihh simak
beberapa cara yang fun untuk membantu
si kecil menghargai uang:
- Gelar Yard Sale (Garage Sale)
Mungkin Anda sudah sering mendengar
atau bahkan pernah melakukan aktivitas ini. Yard
sale atau garage
sale berarti menjual kembali
barang-barang pribadi yang sudah tidak terpakai (barang bekas), namun masih
dalam kondisi bagus dan layak jual. Biasanya, mainan anak-anak adalah
barang-barang yang paling sering dijual dan paling diminati. Nah, Anda bisa
mengajak si kecil menggelar yard sale di halaman rumah Anda sendiri. Anda dan balita Anda
dapat bersama-sama mengumpulkan barang-barang atau mainan yang sudah tidak
sesuai dengan usianya lagi. Tentu proses mengumpulkan mainan ini sangat
menyenangkan bagi buah hati Anda.
Nah, selanjutnya Anda dapat memasang
harga-harga di setiap item barang yang akan ditawarkan. Dari sinilah anak-anak
akan belajar bahwa membeli barang saat yard sale jauh lebih murah dibandingkan membeli barang baru di
mal. Bahkan bisa saja terjadi tawar-menawar ketika yard
sale. Dari sinilah anak akan memahami
bahwa membeli barang yard sale akan jauh lebih hemat dibandingkan membeli di pusat perbelanjaan.
- Ajak Si Kecil Belanja ke Pasar
Ini juga penting sekaligus
menyenangkan bagi anak, lho, Bunda. Mengajak anak ke pasar tradisional dapat
mengajarkan si kecil cara bertransaksi yang berbeda dari di supermarket atau
mal. Di pasar, budaya tawar-menawar masih terjadi. Nah, biarkan si kecil
terlibat dalam proses menawar tersebut. Minta
si kecil memilih sayur-sayuran yang disukainya. Selanjutnya, biarkan dia membayar
sendiri belanjaannya. Nantinya dia akan mempelajari perbedaan cara membayar di
pasar (yang langsung ditangani penjualnya) dengan di supermarket (melalui
kasir). Coba jelaskan kepada si kecil
bahwa beberapa pedagang sayuran di pasar menanam sayur-mayurnya sendiri
sehingga harga yang ditawarkan kepada pembeli bergantung seberapa besar biaya
perawatan tanamannya. Nah, pembeli tinggal menentukan apakah setuju dengan
harga tersebut. Jika tidak, maka tawar-menawar akan terjadi. Ceritakan pula
kepada si kecil bahwa jika pembeli sudah membayar, maka uang itu biasanya akan
diputar kembali untuk biaya perawatan tanaman-tanamannya.
- Kumpulkan Kupon Diskon
Di berbagai supermarket, biasanya ada
kupon diskon untuk produk-produk tertentu. Nah, coba Anda manfaatkan kupon-kupon
tersebut untuk mengajari anak arti berhemat. Mungkin Anda bukan penggemar
kupon, dan biasanya selalu membuang kupon-kupon tersebut. Namun demi
mengajarkan si kecil, tak ada salahnya, kan, mencoba mengumpulkan? Minta si kecil melihat gambar-gambar di kupon
tersebut, produk-produk mana yang sedang didiskon di kupon tersebut. Lalu
jelaskan padanya, bahwa jika dia membeli produk dengan kupon diskon itu, maka
banyak uang yang bisa dihemat.
- Buka Stan Minuman Segar
Mengajari anak bagaimana caranya
menghasilkan uang tidak ada salahnya, kok, Bunda. Namun tentu saja tidak boleh
berlebihan dan bukan berarti memaksanya bekerja. Mengajari anak cara
menghasilkan uang tidak hanya berfungsi edukatif, namun juga dapat memberi
semangat pemberdayaan pada anak. Cara termudah dan sederhana mengajarkan anak
bagaimana uang bisa dihasilkan adalah dengan membuka stan limun atau minuman
segar lainnya. Ini adalah cara kuno yang masih relevan hingga saat ini. Membuka
stan minuman segar di depan rumah atau saat bazaar dan menjualnya bersama-sama
seluruh keluarga sangat baik untuk melatih anak bekerja sama (teamwork). Mintalah anak tertua mengurusi uang dari pembeli, sedangkan
anak-anak yang lebih kecil mengambil gelas.
- Ajak Anak ke Bank
Jika kebetulan Anda sedang ada
keperluan di bank, sesekali tidak ada salahnya Anda ajak serta si kecil.
Membawa anak ke bank lebih berharga daripada Anda memberinya lolipop gratis.
Dengan membawa buah hati Anda ke bank, kesempatan ia belajar soal transaksi
keuangan lebih besar. Anak akan memperhatikan
apa yang terjadi di dalam bank. Anak akan mengerti apa itu uang tunai.
Biarkan anak ikut terlibat sebanyak mungkin. Bahkan anak prasekolah pun boleh
mencoba memberikan uang tunai kepada teller untuk ditabung. Seiring perkembangan usia anak, Anda
boleh mencoba membukakan rekening untuknya, dan ajari dia memantau sendiri
tabungannya. Antarkan si kecil setiap kali dia ingin menabung, dan jangan lupa
perlihatkan hasil print-out di buku tabungannya sehingga dia bisa mempelajarinya sendiri.
- Minta Si Kecil Jadi Asisten
Keuangan Anda
Bagi si kecil yang terbiasa melihat
ayah bundanya bertransaksi melalui kartu kredit atau debit, mungkin ia berpikir
kartu-kartu magnetik tersebut benda ajaib nan sakti, sekali gesek...
abrakadabra! Barang-barang bisa dibawa pulang tanpa harus mengeluarkan sepeser
uang pun. Nah, supaya anak tidak
berpikir seperti itu, yuk ajari dia apa itu kartu kredit atau debit. Anda
jelaskan pada si kecil bahwa kartu-kartu itu sebenarnya bukan sulap, bukan pula
sihir. Anda harus membayar agar kartu-kartu itu bisa digunakan. Supaya si kecil bisa lebih jelas mempelajari hal ini,
Anda dapat meminta si kecil menjadi asisten keuangan Anda. Biarkan dia membantu
Anda membayar biaya kartu kredit Anda. Untuk anak prasekolah atau TK, Anda bisa
memintanya memasukkan sejumlah uang ke dalam amplop untuk membayar mainan yang
dia beli melalui kartu yang digesek tadi di mal, misalnya.
Anda juga dapat mengajak si kecil
memasukkan uang ke dalam amplop pos-pos rumah tangga setiap bulannya. Misalnya
untuk membayar listrik, air, sewa rumah, dan sebagainya. Percayalah, si kecil
akan menikmati perannya tersebut, di samping dia akan belajar perspektif baru
tentang bagaimana uang dibelanjakan. Manfaat
lainnya, si kecil bisa belajar bertanggung jawab. Misalnya, ketika dia sudah
paham betapa mahalnya biaya listrik rumah tangga Anda per bulannya, ia akan
belajar menghemat penggunaan listrik. Sebagai contoh, ia akan mematikan listrik
kamar ketika akan bermain di luar.
- Belanja Bersama, Kemudian
Berderma
Anda bisa mencoba mengajak buah hati
Anda belanja bersama, kemudian setelah itu menyumbangkan hasil belanjaannya
kepada orang yang membutuhkan. Misalnya membeli bahan kebutuhan pokok yang
nantinya akan digunakan untuk membantu para fakir miskin. Atau jika si kecil
penyuka binatang, ajaklah berbelanja makanan atau kebutuhan hewan untuk
diserahkan kepada tempat penitipan hewan dan sebagainya.
- Bermain Game tentang Keuangan
Seiring majunya teknologi, bukan hal
yang sulit mencari game yang
berkaitan dengan keuangan. Berbagai game komputer atau gadget lainnya banyak menghadirkan tema keuangan, misalnya game restoran, supermarket, dan lainnya. Tak hanya
permainan modern, permainan papan manual seperti monopoli juga dapat melatih si
kecil menghargai arti uang.
- Ingin Jalan-jalan? Nabung,
Dong!
Namanya anak-anak, tentu sesekali
mereka ingin jalan-jalan ke tempat-tempat yang menarik dan belum pernah mereka
kunjungi. Misalnya, si kecil ingin ke Taman Safari atau ke Sea World saat
liburan. Katakan padanya, boleh-boleh saja, tapi ada syaratnya: harus menabung
dulu. Selanjutnya, Anda bisa siapkan celengan
tradisional atau alat menabung yang lebih modern untuknya. Berikan uang jajan
setiap hari, dan mintalah dia menyisihkan sebagian uangnya untuk ditabung ke
celengan tersebut. Nantinya, jika uangnya sudah terkumpul banyak, barulah si
kecil bisa berlibur sesuai keinginannya. Percayalah, Bunda, kegembiraan yang
didapat akan berlipat karena dia tidak hanya bisa menuntaskan keinginannya
berlibur, namun juga karena dia berhasil membiayai sendiri perjalanannya.
- Ajak Anak Ikut Seminar
Saat ini, cukup banyak seminar bertema uang yang melibatkan anak-anak. Anda
bisa mengajak si kecil ketika ada seminar semacam itu. Biarkan anak mendapat
kesempatan memahami masalah uang dari pakarnya.
No comments:
Post a Comment