Metode Pengobatan Cacar Air
Metode Pengobatan Cacar Air |
Penyakit cacar air, secara medis
disebut varisela, umumnya diderita oleh anak-anak berusia di bawah 10 tahun.
Penyakit ini juga bisa menyerang orang dewasa dan umumnya gejala yang muncul
lebih berat daripada anak-anak. Hampir semua orang dewasa yang pernah mengidap
cacar air tidak akan tertular lagi.
Penyakit yang disebabkan oleh virus varicella
zoster ini umumnya ditandai dengan kemunculan ruam
pada kulit sebagai gejala utamanya. Ruam tersebut akan berubah
menjadi bintil merah berisi cairan yang terasa gatal yang kemudian akan
mengering, menjadi koreng, dan terkelupas dalam waktu 7 hingga 14 hari.
Bagian-bagian tubuh yang biasa ditumbuhi bintil cacar air adalah wajah,
belakang telinga, kulit kepala, dada, perut, lengan, serta kaki.
Metode
Pengobatan Cacar Air
Cacar air tidak memiliki langkah
penanganan khusus. Tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala.
Obat-obatan yang digunakan untuk
menangani cacar air biasanya ada dua jenis. Pertama adalah paracetamol untuk menurunkan demam. Yang kedua adalah losion atau bedak
kalamin untuk mengurangi rasa gatal pada kulit.
Risiko
Komplikasi Cacar Air
Tidak semua anak yang tertular cacar
air dapat sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan medis. Gejala tidak biasa
yang sebaiknya Anda waspadai meliputi infeksi yang terjadi pada bintil-bintil
di kulit, atau jika anak mengalami muntah, leher kaku, kejang, serta
menjadi sulit berjalan, bicara, dan menjaga keseimbangan tubuhnya. Segera
hubungi dokter jika kondisi cacar air anak Anda makin serius.
Sementara, kondisi pengidap cacar
air dewasa cenderung lebih parah dan berisiko mengalami komplikasi. Obat penangkal virus (antivirus)
mungkin bisa efektif untuk mengobati pengidap cacar air dewasa jika diberikan
pada 24 jam pertama saat pertama kali muncul bintil-bintil air.
Cacar air pada wanita hamil, bayi
yang baru lahir, serta orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah juga
lebih rentan terhadap komplikasi serius. Mereka sebaiknya mencari bantuan medis
secepatnya jika terpapar virus ini atau mengalami gejala-gejalanya.
Langkah
Pencegahan Cacar Air
Cacar air dapat dicegah dengan
proses vaksinasi. Ini merupakan langkah paling efektif untuk mencegah cacar air
dan komplikasinya. Di Indonesia sendiri, cacar air tidak termasuk dalam daftar imunisasi wajib untuk anak, tapi tetap
dianjurkan.
Penularan cacar air umumnya sangat
mudah dan cepat terjadi. Langkah pencegahan
cacar air terhadap penyebaran pertama yang bisa dilakukan adalah dengan
mengisolasi penderita cacar air dari tempat-tempat umum, seperti sekolah atau
kantor. Terutama 1-2 hari sebelum kemunculan ruam hingga 1 minggu ke depan
setelah awal munculnya ruam (ketika bintil-bintil telah mengering dan menjadi
koreng).
Gejala umum cacar air yang paling
mudah dideteksi adalah ruam merah yang dapat
menyebar ke seluruh tubuh. Terdapat sejumlah gejala lain yang mungkin dialami
oleh pengidap sebelum kemunculan ruam. Gejala-gejala tersebut bisa berupa:
- Demam.
- Rasa mual dan
tubuh terasa tidak segar.
- Tidak nafsu makan.
- Sakit kepala.
- Kelelahan.
- Rasa nyeri atau sakit pada otot.
Gejala-gejala tersebut bisa dialami
oleh penderita dewasa dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan penderita anak-anak.
Setelah itu, akan muncul ruam yang
terasa gatal. Namun, tidak semua pengidap cacar air mengalami gejala ruam yang
sama. Ada yang hanya mengalaminya pada beberapa bagian tubuh tertentu (seperti
kulit kepala, wajah, di belakang telinga, dada, punggung, perut, atau kaki) dan
ada yang di seluruh tubuh, bahkan sampai di dalam mulut dan telinga, serta
sekitar bokong. Ruam ini biasanya akan melalui tiga tahap perubahan, yaitu:
- Ruam menjadi bentol-bentol kecil yang gatal.
- Bentol-bentol tersebut kemudian berubah menjadi bintil
berisi cairan yang sangat gatal.
- Setelah 1-2 hari, bintil akan mengering dan menjadi
koreng yang akan mengelupas sendiri.
Tidak semua bintil akan melewati
ketiga tahap secara bersamaan. Umumnya, ada bintil-bintil yang masih basah,
sementara yang lain sudah mengering.
Harap diingat bahwa ada sebagian
pengidap yang mengalami penyakit cacar air yang lebih parah. Segera hubungi
dokter jika ada gejala tidak biasa seperti sakit dada, kesulitan bernapas,
kulit di sekitar bintil menjadi merah dan terasa perih akibat terinfeksi, serta
gejala-gejala dehidrasi berupa mulut
yang kering dan jarang buang air kecil.
Cacar air yang disebabkan oleh virus
varisela zoster ini dapat menular dengan sangat mudah dan cepat. Penularannya
dapat melalui kontak langsung dengan pengidap atau lewat percikan cairan saat
pengidap bersin atau batuk. Anda bahkan dianggap sudah terpajan virus cacar air
jika telah mengalami kontak langsung atau pernah satu ruangan dengan pengidap
selama 15 menit.
Saat-saat yang harus dihindari
adalah 1-2 hari sebelum ruam muncul
hingga bintil mengering dan menjadi koreng (sekitar satu minggu setelah
munculnya ruam).
Terdapat beberapa faktor yang
mungkin meningkatkan risiko Anda untuk tertular penyakit ini. Faktor-faktor
risiko tersebut meliputi:
- Belum pernah terkena cacar air.
- Belum menerima vaksin cacar air, terutama ibu hamil.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya
karena mengidap HIV, mengunakan obat-obatan steroid, atau menjalani
kemoterapi.
- Bekerja di tempat umum seperti di sekolah atau rumah
sakit.
- Serumah dengan anak-anak.
- Bayi, terutama yang baru lahir, yang memiliki ibu
yang belum menerima vaksin cacar air.
Pengidap cacar air biasanya tidak
perlu menjalani tes atau pemeriksaan medis untuk proses diagnosis. Anda
kemungkinan besar mengidap cacar air jika Anda mengalami gejala utama, misalnya
demam ringan yang diikuti dengan
kemunculan ruam. Bintik merah akibat cacar air juga memiliki tekstur
signifikan, sehingga mudah dikenali.
Ibu hamil atau menyusui, orang
dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, serta bayi berusia di bawah satu
bulan sebaiknya segera diperiksa oleh dokter apabila mengalami gejala-gejala
cacar air. Diagnosis dan pengobatan sedini mungkin dibutuhkan untuk menghindari
risiko komplikasi.
Dokter juga dapat melakukan tes
darah sederhana untuk memastikan gejala Anda dan melihat apakah Anda memiliki kekebalan
terhadap cacar air atau tidak. Keberadaan antibodi virus cacar air di dalam
tubuh menunjukkan bahwa Anda sudah terlindungi dari penyakit tersebut. Tetapi
jika tidak memilikinya, dokter akan memantau perkembangan kondisi.
Cacar air tidak memiliki langkah
pengobatan khusus dan biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Tujuan
pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala yang dapat dilakukan dengan
beberapa langkah sederhana seperti:
- Banyak minum dan hindari makanan yang dapat membuat
mulut sakit, khususnya makanan asin. Pencegahan
dehidrasi penting bagi pengidap cacar air, terutama anak-anak.
Es juga dapat diberikan untuk meringankan nyeri atau gatal akibat bintil
cacar air di dalam mulut.
- Jangan menggaruk bintil cacar air karena dapat
meningkatkan risiko infeksi dan menyisakan bekas luka. Membungkus tangan
dengan sarung tangan atau kaus kaki saat tidur juga dapat mencegah
garukan, terutama pada anak-anak. Anda juga dapat mengoleskan losion,
bedak kalamin, atau mengonsumsi chlorphenamine (cocok diminum anak-anak
berusia satu tahun atau lebih).
- Kenakan pakaian berbahan lembut, seperti katun, dan
longgar agar iritasi kulit yang lebih parah akibat bintil cacar air dapat
dicegah.
- Gunakan obat pereda sakit atau analgesik jika perlu.
Analgesik seperti paracetamol dapat
dikonsumsi pengidap yang mengalami nyeri serta demam.
Tetapi, disarankan menghubungi dokter terlebih dulu jika anak Anda berusia
di bawah tiga bulan saat mengalami cacar air.
Jangan berikan aspirin kepada anak
yang sedang menderita cacar air karena dapat menyebabkan sindrom Reye. Penyakit
ini menyebabkan kerusakan serius pada otak dan hati.
Meski demikian, tidak semua pengidap
cacar air dapat sembuh tanpa penanganan medis. Orang-orang yang rentan
mengalami komplikasi akibat penyakit ini membutuhkan pengobatan yang lebih
intensif, yaitu ibu hamil, bayi yang baru lahir, serta orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang menurun, misalnya pengidap kanker atau diabetes.
Salah satu langkah penanganannya
adalah obat antivirus acyclovir. Obat
ini bisa meringankan gejala cacar air jika diberikan dalam kurun waktu 24 jam
setelah ruam muncul. Acyclovir
berfungsi meringankan gejala-gejala cacar air dan bukan menyembuhkannya.
Di samping obat antivirus, dokter
juga dapat menganjurkan terapi imunoglobulin. Dalam terapi ini, varicella-zoster
immunoglobulin (VZIG) yang mengandung antibodi untuk virus cacar air akan
diberikan melalui infus.
Sama seperti acyclovir,
imunoglobulin bukan bertujuan mengobati cacar air. Terapi ini merupakan langkah
perlindungan bagi orang-orang yang berisiko tinggi mengalami infeksi cacar air
yang parah.
Cacar air termasuk penyakit ringan
yang jarang menyebabkan komplikasi, khususnya pada anak-anak yang biasanya
sehat. Berbeda dengan anak-anak, pengidap cacar air dewasa umumnya mengalami
gejala yang lebih parah dan membutuhkan penanganan di rumah sakit.
Terdapat sejumlah komplikasi pada
cacar air yang mungkin terjadi, khususnya pada mereka yang berisiko tinggi.
Beberapa komplikasi tersebut meliputi:
- Infeksi bakteri yang menyerang bintil dengan indikasi
berupa kulit di sekitar bintil yang memerah dan perih.
- Pneumonia, terutama pada pengidap cacar air dewasa yang
merokok.
- Dehidrasi.
- Radang otak atau ensefalitis.
- Meningitis.
Ibu hamil yang terkena cacar air
juga lebih berisiko mengalami komplikasi. Apabila mengidap cacar air pada 7
bulan pertama kehamilan, bayi dalam kandungan berisiko mengalami sindrom
varisela kongenital. Sindrom ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada bayi,
seperti katarak, luka pada kulit, atau kerusakan pada otak, serta tangan atau
kaki yang pendek.
Penularan cacar air ke bayi juga
bisa terjadi ketika sang ibu terinfeksi satu minggu sebelum atau sesudah
melahirkan. Jika ini terjadi, bayi yang baru lahir akan berisiko terkena cacar
air yang lebih parah.
Risiko
Cacar Api (Shingles)
Virus
varisela zoster dapat menetap dalam sel-sel saraf tubuh bahkan setelah
gejala-gejala cacar air sembuh. Di kemudian hari, virus ini memiliki
kemungkinan untuk muncul kembali dan menyebabkan cacar
api, khususnya pada orang dewasa dan orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang menurun.
Pencegahan cacar air juga dapat
dilakukan melalui vaksinasi. Pemberian vaksin cacar air biasa dianjurkan untuk
melindungi orang-orang yang berisiko tinggi terkena cacar air serius atau
berisiko menularkannya pada banyak orang. Misalnya, pekerja medis atau anak
yang tinggal serumah dengan orang tua dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
Khusus bagi wanita yang berencana
memiliki anak, tundalah kehamilan Anda selama setidaknya tiga bulan setelah
menerima vaksin cacar air. Vaksin juga tidak dianjurkan bagi orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang menurun, misalnya pengidap kanker.
Di Indonesia sendiri, cacar air
tidak termasuk dalam daftar imunisasi wajib
untuk anak, tapi tetap dianjurkan. Vaksin ini hanya dapat diberikan pada anak
berusia satu tahun atau lebih.
Penularan cacar air juga sangat
mudah terjadi dan dapat menyebar dengan cepat. Langkah pencegahan penyebaran
pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengisolasi penderita cacar air dari
tempat-tempat umum seperti sekolah atau kantor sebelum semua bintil pecah,
mengering, lalu menjadi koreng. Masa ini biasanya berlangsung selama satu
minggu setelah kemunculan ruam.
Jika Anda tinggal bersama pengidap
cacar air, penularannya dapat Anda cegah dengan:
- Mencuci tangan sesering mungkin, terutama setelah
terjadi kontak dengan pengidap.
- Mengenakan masker.
- Menggunakan cairan pembasmi kuman untuk menyeka benda
atau permukaan yang mungkin terpajan virus.
- Mencuci baju atau seprai pengidap secara rutin dan
terpisah.
No comments:
Post a Comment