TAY SACHS PADA ANAK
TAY SACHS PADA ANAK |
Bayi yang sehat mengalami
perkembangan penglihatan, gerakan, pendengaran, dan fungsi vital lain karena
adanya enzim yang membersihkan protein berlemak dan material tak diinginkan
lain yang bisa mengganggu pertumbuhan. Tapi bayi dengan penyakit Tay-Sachs
lahir tanpa enzim penting ini, yakni hexosaminidase A (HEXA). Jadi ketika
protein lemak berkumpul di otak, penglihatan, pendengaran, gerakan, dan
perkembangan mental bayi mengalami gangguan. Seorang anak hanya bisa terkena Tay-Sachs dengan
mewarisi gennya dari kedua orang tua. Tay-Sachs bisa dideteksi sebelum lahir,
jadi pasangan yang ingin memiliki bayi bisa menjalani tes darah untuk
mengetahui apakah anak ada kemungkinan memilikinya.
Yang Berisiko Mengalami Penyakit
Tay-Sachs
Tiap tahun, sekitar 16 kasus
Tay-sachs terdiagnosa di Amerika Serikat. Meski orang keturunan Eropa Tengah
dan Timur paling berisiko, orang Prancis-Kanada dan turunan Irlandia juga
memiliki gen Tay-Sachs. Beberapa orang membawa
mutasi genetik yang menyebabkan Tay-Sachs, tapi tidak menyebabkan penyakitnya.
Seorang anak hanya bisa memiliki penyakit Tay-Sachs bila kedua orang tua jadi
pembawa gennya. Ketika dua pembawa gen Tay-Sachs memiliki anak bersama:
1. Kemungkinan
50 persen anak jadi pembawa, tapi tidak memiliki penyakit ini
2.
Kemungkinan 25 persen anak tidak
jadi pembawa, dan tidak memiliki penyakit
3. Kemungkinan
25 persen anak memiliki penyakit ini
Pasangan yang berencana punya anak atau ibu hamil bisa menjalani tes untuk gen Tay-Sachs dengan tes darah sederhana. Bila ibu dan ayah membawa gen Tay-Sachs, ginekolog bisa memberi referensi ke konselor genetik untuk memperoleh informasi.
Diagnosa Tay-Sachs
Ibu hamil bisa melakukan tes pada
janin untuk mengetahui terjadinya kekurangan HEXA yang menyebabkan penyakti
Tay-Sachs:
1. Bila tes
tidak mendeteksi HEXA, bayi akan memiliki penyakit Tay-Sachs
2. Bila tes
mendeteksi HEXA, bayi tidak akan mengalami penyakit.
Antara kehamilan 10 hingga 12 minggu, calon ibu bisa melakukan chorionic villus sampling (CVS), dimana sampel plasenta diambil melalui jarum atau pipa kecil untuk dianalisa. Seperti tes pranatal lainnya, prosedur ini membawa risiko keguguran. Antara kehamilan yang berusia 15 hingga 18 minggu, ibu hamil bisa menjalani amniocentesis untuk menguji gen Tay-Sachs. Pada tes ini, jarum dimasukkan ke perut ibu untuk mengambil contoh cairan ketuban yang mengelilingi janin.
1.
Uji enzim. Penyakit Tay-Sachs juga
bisa terdiagnosa melalui uji enzim. Tingkat enzim HEXA yang rendah pada darah
mengindikasikan Tay-Sachs. Tes ini juga mengidentifikasi pembawa Tay-Sachs,
yang hanya memiliki satu gen defektif HEXA. Meski tidak menunjukkan gejala
Tay-Sachs, pembawa penyakit ini memiliki tingkat enzim HEXA lebih rendah.
Tay-Sachs merupakan penyakit resesif genetik pertama yang pembawanya bisa
diidentifikasi. Karena tingkat hormon bisa mempengaruhi akurasi tes ini,
kehamilan atau penggunaan pil kontrasepsi bisa memicu hasil yang tidak
meyakinkan.
2.
Pemeriksaan mata. Penyakit Tay-Sachs
bisa didiagnosa saat pemeriksaan mata, dengan munculnya bercak kemerahan pada
tengah retina. Ini adalah area di belakang mata yang mengandung photoreceptor,
yang merupakan sel saraf untuk penglihatan.
3.
Tes DNA. Cara sangat tepat untuk
mendiagnosa Tay-Sachs adalah melalui tes DNA. Karena tes ini mahal, tes uji
enzim umumnya digunakan untuk memperkuat diagnosa sebelumnya dan tes DNA
dilakukan hanya untuk mengkonfirmasi temuan uji enzim. Tes DNA juga bisa
mengidentifikasi pembawa dari satu gen HEXA yang mengalami mutasi. Tes
DNA sering dianjurkan untuk mereka dengan riwayat faktor risiko atau mereka
yang punya riwayat keluarga Tay-Sachs.
4.
Pre-implantation genetic diagnosis
(PGD). Sebuah prosedur baru yang disebut Pre-implantation genetic diagnosis
bisa dilakukan pada embrio yang dihasilkan pada fertilisasi buatan. Dengan tes
ini orang tua hanya mengandung embrio yang tidak membawa gen mutasi yang
menyebabkan Tay-Sachs.
5.
Tay-Sachs bisa
terdiagnosa dengan uji enzim pada janin yang berkembang menggunakan sampel
darah yang diambil dari janin. Tes genetik juga dilakukan pada cairan ketuban.
Karena mengambil sampel darah bisa menyebabkan bahaya pada janin, mengambil
sampel cairan ketuban lebih jadi pilihan. Penting untuk diketahui ya Bun, tes pranatal apapun memiliki risiko keguguran.
Gejala Penyakit Tay-Sachs
Anak biasanya dites Tay-Sachs setelah
mengalami masalah pendengaran, penglihatan, dan gerakan. Dokter bisa
mengidentifikasi penyakit Tay-Sachs dengan pemeriksaan fisik dan tes darah. Bayi yang lahir dengan Tay-Sachs berkembang normal di
3 hingga 6 bulan pertama. Selama bulan bahkan tahun berikutnya, bayi akan
kehilangan kemampuan untuk melihat, mendengar, dan bergerak. Bercak merah
berkembang di belakang mata anak. Anak akan berhenti tersenyum, merangkak,
membalik badan, dan menggapai benda. Di usia 2 tahun, anak mengalami seizure
dan menjadi lumpuh sepenuhnya. Kematian biasanya terjadi saat anak berusia 5
tahun.
Pada bentuk langka penyakit ini, anak
bisa memiliki enzim HEXA, tapi tidak cukup untuk mencegah masalah perkembangan.
Pada satu dari bentuk ini, yang disebut juvenile HEXA deficiency, masalah tidak
muncul hingga anak berumur 2 hingga 5 tahun. Penyakit berkembang lebih lambat,
tapi kematian biasanya terjadi saat anak berumur 15 tahun. Bentuk Tay-Sachs
yang lebih ringan (disebut late-onset Tay-Sachs), menyebabkan lemah otot tapi
penglihatan, pendengaran, dan kemampuan mental tetap lengkap.
Komplikasi Penyakit Tay-Sachs
Meski menjalani pengobatan, pasien
dengan Tay-Sachs jarang bisa bertahan lebih dari usia 5 tahun. Komplikasi yang
umum berupa infeksi, yang disebabkan oleh sejumlah penyebab berbeda, termasuk
bakteri dan virus. Komplikasi
serupa bisa terjadi pada pasien dengan juvenile atau adult-onset Tay-Sachs,
meski risiko komplikasi bervariasi bergantung pada kecepatan dan keparahan
kerusakan saraf. Kerusakan saraf yang disebabkan oleh Tay-Sachs bisa juga
memicu seizure, yang menyebabkan cedera fisik atau tersedak.
Pencegahan Tay-Sachs
Karena penyakit Tay-Sachs merupakan kondisi turunan yang secara perlahan
menghancurkan sistem saraf pusat, tidak diketahui cara untuk mencegah penyakit
ini. Tapi pemeriksaan genetik dan konseling bisa menurunkan risiko memiliki
anak dengan Tay-Sachs. Pasangan bisa bekerja
sama dengan konselor untuk mengevaluasi kemungkinan memiliki anak dengan
Tay-Sachs berdasarkan faktor risiko yang diketahui. Konselor bisa membantu
orang tua memutuskan metode tes yang sesuai. Pemeriksaan pembawa penyakit
Tay-Sachs bisa dilakukan melalui uji enzim yang relatif tidak mahal dan
tersedia luas. Individu dengan hasil positif atau kurang meyakinkan dengan uji
enzim bisa melanjutkan ke tes DNA, yang akurasinya lebih tinggi tapi lebih
mahal.
Bunda, akurasi tes pemeriksaan Tay-Sachs, digabungkan dengan konseling
profesional, secara signifikan menurunkan munculnya Tay-Sachs pada populasi
yang sebelumnya berisiko tinggi. Saat ini, faktor risiko utama untuk Tay-Sachs
adalah keluarga dengan riwayat penyakit ini, tanpa memperhatikan keturunan
asalnya. Memang tidak ada penyembuh untuk bentuk Tay-Sachs manapun. Tapi
dokter bisa membantu Anda mengatasi gejalanya dengan meresepkan obat untuk
meredakan rasa sakit, mengatasi seizure, dan mengontrol otot kejang. Peneliti
masih mempelajari cara meningkatkan penanganan penyakit Tay-Sachs. Bila si
kecil terdiagnosa Tay-Sachs atau Anda dan pasangan adalah pembawa gennya,
berkonsultasilah pada dokter atau konselor genetik.
No comments:
Post a Comment