MAINAN ANAK CERDAS

Anak FUN, Bunda Kaya Informasi

LightBlog

Breaking

Friday, March 31, 2017

AJARKAN ANAK BERBICARA PADA ORANG ASING

AJARKAN ANAK BERBICARA PADA ORANG ASING
ajarkan anak berbicara pada orang asing,latih anak berbicara dengan orang lain,manfaat berbicara dengan orang yang tidak dikenal
Di dunia yang makin banyak terjadi kejahatan ini, sangatlah penting memberi pengertian pada anak kalau berbicara dengan orang asing itu sesuatu yang harus dia waspadai. Bagaimana membicarakan topik ini dengan anak bergantung pada usianya. Anak usia prasekolah, misalnya, ia pasti belum mengerti yang dimaksud dengan orang asing dan tidak tahu mana orang yang baik dan tidak baik. Namun, Anda bisa mulai dengan mengajarkan hal mendasar meski mereka belum siap untuk berinteraksi dengan orang asing.

Di usia 4 tahun anak sudah bisa mulai belajar tentang keamanan diri sendiri. Tapi mereka masih terlalu kecil untuk tidak diawasi saat berada tempat umum karena mereka belum bisa menilai kepribadian orang lain. Bunda, anak usia sekolah mungkin pernah mendengar tentang orang tak dikenal yang berbahaya, tapi mereka masih berasumsi kalau orang dewasa yang terlihat baik tidak berbahaya.
Anak usia 5 hingga 8 tahun kemungkinan sudah bisa tidak diawasi ketika berada di tempat umum seperti saat berangkat ke sekolah, berolahraga, atau bersepeda dengan teman. Anak usia ini sudah bisa mengakses internet dan bisa ditinggal sendirian di rumah untuk waktu yang singkat. Ini sebabnya mereka perlu panduan yang jelas tentang bagaimana berinteraksi dengan orang tak dikenal. Bila Anda terpisah dari si kecil, ia perlu memiliki pengertian yang jelas dan sederhana apa yang harus dan tidak boleh ia lakukan untuk diikuti agar risiko bahaya semakin kecil. 
Bagaimana menjelaskan anak tentang konsep “tidak boleh bicara dengan orang asing”?
Mulailah dengan mengajarkan keamanan tubuh yang mendasar. Saat di luar rumah, minta anak usia 2 hingga 3 tahun untuk selalu dekat dengan Anda. Ajarkan tentang istilah genital dan tegaskan kalau orang lain tidak boleh menyentuhnya. Jelaskan konsep orang asing. Anak usia 4 tahun biasanya sudah siap untuk berbicara tentang hal ini. Mulai dengan bertanya pada anak “Apa Kakak tahu yang dimaksud orang asing?” Bila anak merasa tidak yakin, beritahu kalau orang asing adalah orang yang tidak dikenal. Agar anak tidak takut, tekankan kalau orang asing bukan berarti orang baik atau orang jahat tapi lebih pada orang yang tidak dikenal.
Jelaskan siapa saja orang dewasa yang bisa anak percaya. Selain kakek-nenek dan tante, beri beberapa contoh orang dewasa yang bisa anak mintai bantuan, seperti orangtua temannya yang bisa dipercaya atau guru. Tunjuk figur yang memiliki otoritas seperti petugas keamanan dan penjaga toko agar anak bisa bisa minta bantuan kalau ada orang asing yang berbuat tidak baik padanya. 
Beri Perintah dan Larangan
Jelaskan beberapa aturan tentang cara berinteraksi dengan orang asing. Anda bisa melakukannya melalui permainan pada anak usia prasekolah. Katakan, “Bila terpisah dari Bunda saat kita di supermarket, Kakak langsung pergi ke tempat membayar dan beritahu kalau Kakak tersesat ya, kasih tahu nama Kakak dan jangan pindah dari tempat itu hingga Bunda datang.Anak usia sekolah sudah mengerti kalau menyapa orang yang tidak dikenal saat berpapasan itu tidak masalah, tapi mereka tidak perlu berbicara pada orang asing bila sedang tidak bersama Anda. Perjelas kalau ia tidak boleh pergi kemanapun dengan orang yang tak dikenal.
Perintah dan larangan berinternet. Tempatkan komputer yang digunakan anak di area yang terlihat agar Anda bisa memonitor apa yang ia lakukan. Anak usia ini tidak boleh masuk ke forum obrolan. Ada beberapa kasus anak di bawah usia 10 tahun yang menjadi target predator online. Beritahu anak untuk tidak memberi informasi personal, menjawab pertanyaan, atau mengisi formulir online. Buat panduan untuk menggunakan kamar mandi umum. Di usia 6 tahun, kebanyakan anak sudah bisa ke kamar mandi umum sendiri. Tapi waspada ya Bun, berdirilah di luar pintu dan beritahu anak untuk memanggil bila butuh bantuan. Beritahu ia untuk menolak bantuan dari siapapun dengan mengatakan, “Tidak terimakasih, saya bisa lakukan sendiri,” atau “Tidak terimakasih, ibu saya akan membantu saya.”
 
Meninggalkan Anak Sendirian di Rumah
Siapkan anak yang sudah lebih besar untuk ditinggal sendirian di rumah. Ajarkan anak bila ada yang datang, ia tidak boleh langsung membuka pintu. Bila pengunjung membawa paket, ia harus memberitahu orang itu untuk meninggalkannya di pintu atau kembali lagi nanti. Bila ada pesawat telepon di rumah, putuskan apakah anak boleh menjawab telepon. Mungkin anak usia 5 tahun belum siap untuk berbicara dengan orang asing di telepon tapi anak usia 8 tahun sudah cukup matang untuk melakukannya. Bila Anda berencana untuk sering menelpon anak saat Anda lagi tidak di rumah, gunakan caller ID agar anak tahu ketika Anda menelepon.
 Bermain Peran
Bermain peran untuk mengajarkan bukan menakut-nakuti. Bermain peran jadi cara efektif untuk mengajarkan anak bagaimana mengatasi situasi tertentu. Bersama anak perankan apa yang harus dilakukan bila ia didekati orang ketika sendirian di taman, misalnya ia bisa bergerak mendekati orangtua terdekat yang ada di sana bersama anak mereka. Beritahu anak bila ia sendirian atau bersama teman dan ada orang mendekati yang tidak dikenal, segera berdiri dan jaga jarak dari orang itu.  Hindari pernyataan yang menakut-nakuti. Untuk membuat si kecil mengerti Anda mungkin memberi peringatan seperti “Orang asing akan menculik kamu.” Ini tidak perlu dilakukan dan hanya akan membuat anak takut. Anda harus tetap tenang dan berpatokan pada larangan dan perintah tadi.
 
Bicarakan Hal Ini Pada Anak
Orangtua perlu berbicara pada anak tentang orang yang mungkin akan menyakiti mereka. Beberapa saran yang bisa Anda coba:
1.      Waspadai predator anak yang potensial. Tanda-tanda yang umum seperti orang yang terlalu baik, yang menawarkan bantuan berlebihan pada keluarga, atau tahu terlalu banyak tentang anak Anda atau anak secara umum, terutama bila mereka tidak punya anak sendiri. Anda perlu tahu semua orang dewasa yang boleh kontak dengan si kecil.
2.      Bicara pada anak tentang pedophilia segera setelah mereka bisa mengerti apa yang Anda maksud.
3.      Beritahu anak kalau Anda mencitainya. Ingatkan ia untuk memberitahu Anda tentang apapun dan Anda akan tetap sayang padanya dengan sepenuh hati.
4.      Anak perlu tahu kalau mereka punya hak untuk berkata tidak, berteriak, atau minta pertolongan. Beritahu kalau tak ada orang yang boleh menyakitinya. Ajarkan anak untuk memanggil Anda bila ada orang asing datang ketika tak ada orang dewasa lain.
5.      Pastikan anak tahu apa saja perilaku yang bisa diterima dan apa yang melanggar. Pastikan mereka memahami area pribadi dari tubuh yang tidak boleh disentuh siapapun.
6.      Ingatkan anak kalau predator anak kadang tidak terlihat menakutkan atau asing. Orang yang berbahaya bisa seperti orang di rumah sebelah atau orang yang sudah mereka kenal.
Tanya Jawab Dengan Anak Mengenai Topik “Orang Asing”
Yang terakhir Bunda, berikut ini pertanyaan yang umum diajukan anak tentang orang asing serta jawaban yang bisa Anda berikan:
1.      Apakah ibunya temanku yang namanya Ricky ini termasuk orang asing?
Orangtua harus mendefinisikan dengan jelas siapa di lingkungan keluarga yang bisa dipercaya. Untuk anak usia sekolah, jawab pertanyaan berdasarkan kasus per kasus, seperti “Bukan,  ibunya Ricky itu teman kita” atau “Kalau pak pos itu baru orang asing.”
2.      Bagaimana kalau ada orang asing memberiku permen? 
Anak usia prasekolah yang lebih besar mungkin tahu rumor tentang apa yang dilakukan orang asing. Ajarkan anak untuk tegas mengatakan “Tidak terimakasih,” dan langsung mengarahkannya pada aturan untuk segera kembali ke orang yang menjaganya.
3.      Apa yang harus aku lakukan kalau ada orang yang berusaha menculikku? 
Ia mungkin pernah mendengar orang asing yang menculik anak kecil. Tenangkan anak dan kembali ke aturan bila seseorang mendekati, ia harus menjauh dan masuk ke rumah atau sekolah dan cari orang dewasa yang bisa membantunya. Beritahukan juga pada anak bila orang asing menyentuhnya, ia harus teriak, “Tolong, ini bukan ayah/ibu saya!”


No comments:

Post a Comment

Search This Blog

Featured Post

Pasir Kinetik Bandung, Mainan Anak Cerdas