MAINAN ANAK CERDAS

Anak FUN, Bunda Kaya Informasi

LightBlog

Breaking

Wednesday, March 15, 2017

Mengatasi Anak Yang Histeris Ketika Marah

Mengatasi Anak Yang Histeris Ketika Marah
Seringkali Bunda menganggap perilaku anak yang suka marah-marah adalah cara ia mencari perhatian. Padahal ada banyak penyebab mengapa anak menunjukkan kemarahan yang meluap-luap atau biasa disebut dengan temper tantrum. Temper tantrum adalah kemarahan yang datang secara tiba-tiba, tidak direncanakan dan seringkali terlihat heboh. Biasanya anak akan menangis, menjerit-jerit, atau mengayunkan tangan dan kakinya selama 30 detik hingga 2 menit. Terkadang ada pula kemarahan anak yang berlangsung lebih lama dengan atraksi berlebihan seperti menggigit, memukul, atau melempar barang-barang.

Temper tantrum biasa dialami oleh anak pada usia satu hingga 4 tahun dan dapat terjadi setiap harinya. Beberapa orang dewasa juga kerap kali mengalami temper tantrum yang menyebabkan mereka kehilangan kendali diri dan bersikap temperamental.
 
Mengapa anak-anak memiliki temper tantrum?
Kemarahan adalah respon yang normal saat anak merasa bahwa independensi dan keinginannya melakukan sesuatu terhalang. Anak kecil belum mampu mengekspresikan rasa marah dan frustasinya dalam bentuk yang lain kecuali menangis atau berteriak. Misalnya saja, saat ia tidak bisa mengancingkan baju atau tidak bisa disuruh tidur, maka ia malah akan menangis karena merasa gagal melakukan perintah Bunda. Ada banyak faktor yang membuat seorang anak memiliki tingkat kemarahan di atas teman-teman sebayanya, yaitu usia anak, tingkat level stress, tingkat kelelahan, dan juga masalah yang menyangkut mental, emosional, serta fisik sang anak. Selain itu, cara Bunda memperlakukan anak juga merupakan poin penting mengapa anak mudah marah. Biasanya anak akan mengembangkan temper tantrum apabila Bunda bereaksi terlalu keras tiap kali sang anak melakukan kesalahan.

Bagaimana cara mengatasi temper tantrum?
Cara terbaik untuk mengatasi kemarahan anak yang meledak-ledak adalah dengan mengabaikan kata-kata atau perlakuan kasarnya. Jangan ambil hati jika ia memukul sambil berkata bahwa ia sangat membenci Bunda karena terkadang anak-anak tidak benar-benar memahami apa yang ia katakan. Jadi bantulah dia mengatasi kemarahan dan frustasinya dengan cara-cara yang lembut. Perhatikan apa saja hal-hal yang membuatnya mudah marah. Dengan mengenali pemicu temper tantrum si kecil, maka Bunda akan lebih mudah menenangkannya. Terkadang kemarahan yang tidak terkendali akan mengaburkan permasalahan yang sebenarnya.
Jika si kecil berusia 2 tahun bahkan lebih, maka sudah saatnya Bunda bersikap lebih tegas dan tidak lagi menolerir temper tantrum sang buah hati. Cara terbaik adalah dengan menerapkan metode time out untuk anak 2 tahun. Yakni, Bunda hanya memberikan ia waktu 2 menit untuknya meredakan marah. Katakan pada anak bahwa ketika ia menginginkan sesuatu maka berbicaralah dengan pelan, bukan dengan marah-marah.Karena pada usianya seharusnya sudah mampu berkomunikasi dengan cukup baik. Membiarkan ia memaksakan keinginan atau mengekspresikan diri dengan marah hanya akan membuat ia berkembang menjadi pribadi yang temperamental.

Apakah setiap anak selalu memiliki temper tantrum?
Kebanyakan Bunda akan mengalami masa-masa dimana anak sering berteriak, menangis, dan membanting barang karena kesal akan sesuatu. Namun seiring berjalannya waktu, anak akan mulai belajar bagaimana mengatasi suatu masalah dengan cara yang positif. Nah, mengajarkan anak untuk mengontrol emosi harus dimulai sejak dini dengan cara memberikan ia contoh. Jika Bunda sering marah-marah kepada pembantu atau sang ayah suka bersuara dengan nada tinggi, maka tidak heran jika anak akan meniru perilaku Bunda atau Ayahnya.
Nahh.. Mulai sekarang be wise yaa bunda.. Selain itu, Bunda juga harus bersikap tegas dan jangan sekali-kali bernegosiasi dengan segala keinginan anak yang di luar batas. Biasanya dengan cara mengacuhkan si kecil, kemarahannya akan reda begitu saja. Namun, jika ia semakin keras berteriak, ajak dia ke kamar mandi dan suruh ia berteriak sepuasnya. Jadikan kamar mandi sebagai tempatnya melampiaskan emosi. Bisa juga dengan Bunda menyanyikan sesuatu yang terdengar lucu. Percayalah.. perlahan-lahan anak akan tertular tertawa. 

Bunda.. Segera periksakan ke dokter yaa jika sudah seperti ini:
1. Anak sudah berusia lebih dari 4 tahun namun masing sering meluapkan emosinya secara tak terkendali
2. Bunda merasa kesulitan mengendalikan perilaku anak, terlebih apabila Bunda mulai berpikir untuk mengambil jalur kekerasan dalam mendisiplinkannya.
3. Temper tantrum anak telah mengarah ke tingkat kekerasan yang dapat mengganggu keselamatan dirinya sediri, orang lain, maupun obyek tertentu.

Bunda.. bagaimanapun kemarahan adalah ekspresi frustasi yang sebaiknya segera ditangani agar tidak berlarut-larut.  Disinilah peran Bunda dibutuhkan untuk membantu mengenali penyebab amarah anak serta mengajarkan si kecil mengelola emosinya sejak dini. Tunjukkan bahwa Bunda mengetahui rasa frustasi pada diri anak, maka ia akan merasa dipedulikan dan dicintai sehingga anak akan lebih tenang dan membuka diri untuk berkomunikasi mengenai hal-hal yang membuatnya frustasi. Katakan bahwa ia tidak perlu malu untuk mengutarakan apa masalahnya. Peluk dan katakan betapa Bunda sangat mencintainya. Kemudian saat ia sudah dapat meredakan amarahnya, beri ia hadiah kecil seperti mengajaknya makan es krim.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog

Featured Post

Pasir Kinetik Bandung, Mainan Anak Cerdas