MAINAN ANAK CERDAS

Anak FUN, Bunda Kaya Informasi

LightBlog

Breaking

Monday, April 3, 2017

Campak Jerman Pada Anak (Rubella)

Campak Jerman Pada Anak (Rubella)
Campak Jerman Pada Anak (Rubella)

Rubella atau campak Jerman umumnya menyerang anak-anak dan remaja. Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella dan dapat menyebar dengan sangat mudah. Penularan utamanya dapat melalui titik-titik air di udara yang berasal dari batuk atau bersin penderita. Berbagi makanan atau minuman dengan penderita juga dapat menularkan rubella. Sama halnya jika Anda menyentuh mata, hidung, atau mulut Anda setelah memegang benda yang terkontaminasi virus rubella.

Rubella dan Kehamilan
Walau sama-sama menyebabkan ruam kemerahan pada kulit, rubella berbeda dengan campak. Penyakit ini biasanya lebih ringan dibandingkan dengan campak. Tetapi jika menyerang wanita yang sedang hamil, terutama sebelum usia kehamilan lima bulan, rubella berpotensi tinggi untuk menyebabkan sindrom rubella kongenital atau bahkan kematian bayi dalam kandungan. WHO memperkirakan tiap tahun terdapat sekitar 100.000 bayi di dunia yang terlahir dengan sindrom ini.
Sindrom rubella kongenital dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi, seperti tuli, katarak, penyakit jantung kongenital, kerusakan otak, organ hati, serta paru-paru. Diabetes tipe 1, hipertiroidisme, hipotiroidisme, serta pembengkakan otak juga dapat berkembang pada anak yang terlahir dengan sindrom ini.
Penderita Rubella di Indonesia
Sejak adanya program vaksinasi, jumlah kasus rubella yang tercatat secara global berkurang secara signifikan. Pada tahun 2012, penderita rubella di Asia Tenggara yang tercatat oleh WHO adalah sekitar 6.500 jiwa. Di Indonesia sendiri, Riskesdas melaporkan bahwa terdapat lebih dari 400 kasus rubella yang tercatat di Indonesia pada tahun 2011.
Gejala-gejala Rubella
Penderita rubella pada anak-anak cenderung mengalami gejala-gejala yang lebih ringan daripada penderita dewasa. Tetapi ada juga penderita rubella yang tidak mengalami gejala apa pun dan tetap dapat menularkan rubella.
Penyakit ini umumnya membutuhkan waktu sekitar 14-21 hari sejak terjadi pajanan sampai menimbulkan gejala. Gejala-gejala umum rubella meliputi:
  • Demam.
  • Sakit kepala.
  • Hidung tersumbat atau beringus.
  • Tidak nafsu makan dan mual.
  • Iritasi ringan pada mata.
  • Pembengkakan kelenjar limfa pada telinga dan leher.
  • Ruam berbentuk bintik-bintik kemerahan yang awalnya muncul di wajah lalu menyebar ke badan, tangan, dan kaki. Ruam ini umumnya berlangsung selama 1-4 hari.
  • Nyeri pada sendi, terutama pada penderita wanita.
Begitu terinfeksi, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 5-7 hari. Masa penularan tertinggi penderita rubella biasanya pada 1-5 hari setelah ruam muncul.
Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter.
Proses Diagnosis Rubella
Ruam kemerahan akibat rubella memiliki karakteristik yang mirip dengan ruam-ruam lain. Guna memastikan diagnosis, dokter biasanya mengambil sampel air liur atau darah untuk diperiksa di laboratorium.
Tes tersebut digunakan untuk mendeteksi keberadaan antibodi rubella. Jika terdapat antibodi IgM, berarti Anda sedang mengidap rubella. Sedangkan keberadaan antibodi IgG berarti Anda sudah pernah mengidap rubella atau sudah menerima vaksinasi.
Pemeriksaan rubella juga bisa dimasukkan dalam tes prenatal untuk ibu hamil, khususnya untuk yang berisiko tinggi. Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes darah.
Jika ibu hamil didiagnosis mengidap rubella, pemeriksaan lanjutan yang mungkin dianjurkan adalah USG dan amniosentesis. Amniosentesis adalah prosedur pengambilan dan analisis sampel cairan ketuban untuk mendeteksi kelainan pada janin.
Langkah Penanganan Rubella
Rubella tidak membutuhkan penanganan medis khusus dari dokter. Penanganan dapat dilakukan di rumah dengan langkah-langkah sederhana. Tujuannya adalah untuk meringankan gejala dan bukan mempercepat penyembuhan rubella. Berikut ini beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan.
  • Beristirahatlah sebanyak mungkin.
  • Minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi.
  • Mengurangi nyeri dan demam. Penderita dapat mengonsumsi parasetamol atau ibuprofen untuk menurunkan panas dan meredakan nyeri pada sendi.
  • Minum air hangat bercampur madu dan lemon untuk meredakan sakit tenggorokan dan hidung beringus.
Pencegahan Rubella
Pencegahan rubella yang paling efektif adalah dengan vaksinasi, terutama bagi wanita yang berencana untuk hamil. Sekitar 90 persen orang yang menerima vaksin ini akan terhindar dari rubella.
Pencegahan rubella tergabung dalam vaksin kombinasi MMR yang juga mencegah campak dan gondong. Vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib bagi anak di Indonesia.
Vaksin MMR dapat dijalani kapan saja, tapi umumnya diberikan saat anak berusia satu tahun tiga bulan dan diulangi saat anak berusia enam tahun.
Wanita yang merencanakan kehamilan juga dianjurkan memeriksakan diri melalui tes darah. Jika hasil tes menunjukkan bahwa seorang wanita belum memiliki kekebalan terhadap rubella, dokter akan menganjurkannya untuk menerima vaksin MMR. Setelah itu, dia harus menunggu minimal empat minggu untuk hamil. Harap diingat bahwa vaksinasi ini tidak boleh dijalani saat sedang hamil.
Selain vaksin, mencegah penularan dan penyebaran rubella juga penting. Cara-caranya meliputi:
  • Hindari kontak dengan penderita sebisa mungkin, khususnya untuk ibu hamil yang belum menerima vaksin MMR dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
  • Pindahkan penderita ke ruangan terpisah yang jauh dari anggota keluarga.
  • Menjaga kebersihan diri, misalnya selalu mencuci tangan sebelum makan, setelah bepergian, atau jika terjadi kontak dengan penderita.


No comments:

Post a Comment

Search This Blog

Featured Post

Pasir Kinetik Bandung, Mainan Anak Cerdas