Campak Jerman Pada Anak (Rubella)
Campak Jerman Pada Anak (Rubella) |
Rubella atau campak Jerman umumnya
menyerang anak-anak dan remaja. Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella dan
dapat menyebar dengan sangat mudah. Penularan utamanya dapat melalui
titik-titik air di udara yang berasal dari batuk atau bersin penderita. Berbagi
makanan atau minuman dengan penderita juga dapat menularkan rubella. Sama
halnya jika Anda menyentuh mata, hidung, atau mulut Anda setelah memegang benda
yang terkontaminasi virus rubella.
Rubella
dan Kehamilan
Walau sama-sama menyebabkan ruam
kemerahan pada kulit, rubella berbeda dengan campak. Penyakit ini biasanya
lebih ringan dibandingkan dengan campak. Tetapi jika menyerang wanita yang
sedang hamil, terutama sebelum usia kehamilan lima bulan, rubella berpotensi
tinggi untuk menyebabkan sindrom rubella kongenital atau bahkan kematian bayi
dalam kandungan. WHO memperkirakan tiap tahun terdapat sekitar 100.000 bayi di
dunia yang terlahir dengan sindrom ini.
Sindrom rubella kongenital dapat
menyebabkan cacat lahir pada bayi, seperti tuli, katarak, penyakit jantung
kongenital, kerusakan otak, organ hati, serta paru-paru. Diabetes tipe 1, hipertiroidisme,
hipotiroidisme, serta pembengkakan otak juga dapat berkembang pada anak yang
terlahir dengan sindrom ini.
Penderita
Rubella di Indonesia
Sejak adanya program vaksinasi,
jumlah kasus rubella yang tercatat secara global berkurang secara signifikan.
Pada tahun 2012, penderita rubella di Asia Tenggara yang tercatat oleh WHO
adalah sekitar 6.500 jiwa. Di Indonesia sendiri, Riskesdas melaporkan bahwa
terdapat lebih dari 400 kasus rubella yang tercatat di Indonesia pada tahun
2011.
Gejala-gejala
Rubella
Penderita rubella pada anak-anak
cenderung mengalami gejala-gejala yang lebih ringan daripada penderita dewasa.
Tetapi ada juga penderita rubella yang tidak mengalami gejala apa pun dan tetap
dapat menularkan rubella.
Penyakit ini umumnya membutuhkan
waktu sekitar 14-21 hari sejak terjadi pajanan sampai menimbulkan gejala.
Gejala-gejala umum rubella meliputi:
- Demam.
- Sakit kepala.
- Hidung tersumbat atau beringus.
- Tidak nafsu makan dan mual.
- Iritasi ringan pada mata.
- Pembengkakan kelenjar limfa pada telinga dan leher.
- Ruam berbentuk bintik-bintik kemerahan yang awalnya
muncul di wajah lalu menyebar ke badan, tangan, dan kaki. Ruam ini umumnya
berlangsung selama 1-4 hari.
- Nyeri pada sendi, terutama pada penderita wanita.
Begitu terinfeksi, virus akan
menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 5-7 hari. Masa penularan tertinggi
penderita rubella biasanya pada 1-5 hari setelah ruam muncul.
Jika Anda atau anak Anda mengalami
gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter.
Proses
Diagnosis Rubella
Ruam kemerahan akibat rubella
memiliki karakteristik yang mirip dengan ruam-ruam lain. Guna memastikan
diagnosis, dokter biasanya mengambil sampel air liur atau darah untuk diperiksa
di laboratorium.
Tes tersebut digunakan untuk
mendeteksi keberadaan antibodi rubella. Jika terdapat antibodi IgM, berarti
Anda sedang mengidap rubella. Sedangkan keberadaan antibodi IgG berarti Anda
sudah pernah mengidap rubella atau sudah menerima vaksinasi.
Pemeriksaan rubella juga bisa
dimasukkan dalam tes prenatal untuk ibu hamil, khususnya untuk yang berisiko
tinggi. Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes darah.
Jika ibu hamil didiagnosis mengidap
rubella, pemeriksaan lanjutan yang mungkin dianjurkan adalah USG dan
amniosentesis. Amniosentesis adalah prosedur pengambilan dan analisis sampel
cairan ketuban untuk mendeteksi kelainan pada janin.
Langkah
Penanganan Rubella
Rubella tidak membutuhkan penanganan
medis khusus dari dokter. Penanganan dapat dilakukan di rumah dengan
langkah-langkah sederhana. Tujuannya adalah untuk meringankan gejala dan bukan
mempercepat penyembuhan rubella. Berikut ini beberapa langkah sederhana yang
dapat dilakukan.
- Beristirahatlah sebanyak mungkin.
- Minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi.
- Mengurangi nyeri dan demam. Penderita dapat mengonsumsi
parasetamol atau ibuprofen
untuk menurunkan panas dan meredakan nyeri pada sendi.
- Minum air hangat bercampur madu dan lemon untuk
meredakan sakit tenggorokan dan hidung beringus.
Pencegahan
Rubella
Pencegahan rubella yang paling
efektif adalah dengan vaksinasi, terutama bagi wanita yang berencana untuk
hamil. Sekitar 90 persen orang yang menerima vaksin ini akan terhindar dari
rubella.
Pencegahan rubella tergabung dalam
vaksin kombinasi MMR yang juga mencegah campak dan gondong.
Vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib bagi anak di Indonesia.
Vaksin MMR dapat dijalani kapan
saja, tapi umumnya diberikan saat anak berusia satu tahun tiga bulan dan
diulangi saat anak berusia enam tahun.
Wanita yang merencanakan kehamilan
juga dianjurkan memeriksakan diri melalui tes darah. Jika hasil tes menunjukkan
bahwa seorang wanita belum memiliki kekebalan terhadap rubella, dokter akan
menganjurkannya untuk menerima vaksin MMR. Setelah itu, dia harus menunggu
minimal empat minggu untuk hamil. Harap diingat bahwa vaksinasi ini tidak boleh
dijalani saat sedang hamil.
Selain vaksin, mencegah penularan
dan penyebaran rubella juga penting. Cara-caranya meliputi:
- Hindari kontak dengan penderita sebisa mungkin,
khususnya untuk ibu hamil yang belum menerima vaksin MMR dan orang dengan
sistem kekebalan tubuh lemah.
- Pindahkan penderita ke ruangan terpisah yang jauh dari
anggota keluarga.
- Menjaga kebersihan diri, misalnya selalu mencuci tangan
sebelum makan, setelah bepergian, atau jika terjadi kontak dengan
penderita.
No comments:
Post a Comment