MENGAPA BALITA TIDAK
MAU MENDENGAR?
MENGAPA BALITA TIDAK MAU MENDENGAR? |
Pernahkah Anda dibuat kesal dan
pusing karena balita Anda sulit diberi tahu? Apakah Anda pernah mengomel karena
si kecil tetap asyik bermain padahal Anda sudah berkali-kali memintanya untuk
tidak berlari-lari di tangga? Bunda,
sama seperti kita, balita terkadang juga tidak mau mendengar. Mereka lebih
memilih dunianya sendiri daripada harus mendengar kata-kata Anda. Karena itu,
peran aktif dari Anda sangat dibutuhkan untuk membantunya menjadi lebih baik.
Ajari buah hati Anda bagaimana mendengarkan dan memperhatikan nasihat
atau kata-kata Anda.
Memang dibutuhkan kesabaran ekstra
dalam mengajari balita Anda, meski pada kenyataannya tidak sedikit dari kita
yang kurang sabar sehingga kerap meledak-ledak penuh emosi ketika perkataan
Anda tidak digubris sama sekali oleh sang anak, padahal Anda merasa sudah
mengatakannya hingga 10 kali. Tetapi
jangan salah yaa Bunda, cueknya balita Anda bukan berarti dia tidak
mendengarkan Anda sama sekali. Justru sebaliknya, dengan tidak mendengar, anak
merasa mendapat perhatian Anda. Omelan Anda dianggap anak sebagai bentuk
keberhasilan dalam mencuri perhatian –meski tentu saja mengomel bukanlah bentuk
keberhasilan yang baik.
Lalu bagaimana
seharusnya kita bersikap menghadapi anak yang tidak mau mendengar seperti itu?
Cobalah membuat anak menjadi
pendengar yang baik. Sebab dengan menjadi pendengar yang baik, anak tidak
mendapat “perhatian” berupa omelan dari Anda. Anak justru terbantu untuk
belajar lebih efektif dalam mengetahui mana yang bahaya mana yang tidak,
mana yang baik dan buruk, di samping bagaimana cara menghormati orang yang
lebih tua dan mempercayai Anda sebagai teman terbaik. Bunda ingin anak cuek Anda pelan tapi pasti mau
menjadi pendengar yang baik sehingga Anda tidak perlu mengomel lagi?
Bicara Face to Face.
Hentikan kesibukan si kecil sejenak.
Bicaralah berdua dengan lembut. Sebaiknya Anda duduk di samping si kecil dan
menatap matanya. Dengan cara ini perhatian anak akan terfokus hanya pada Anda.
Percayalah Bunda, kontak mata sangat penting dan efektif dalam menyampaikan
pesan Anda. Hal ini bisa juga dilakukan saat sarapan bersama di meja makan.
Bicaralah dengan Jelas
Sampaikan pesan dengan sederhana,
jelas, dan berwibawa. Anak akan bingung dan bosan jika pembicaraannya berbelit-belit.
Lebih baik mengatakan dengan singkat dan jelas, “Ini waktunya memakai sweater”
daripada kalimat panjang seperti, “di luar dingin sekali, padahal kamu
akhir-akhir ini sering sakit. Jadi kalau mau keluar pakai sweater ya,
sayang.” Anak akan kesulitan menentukan apa inti pesan Anda jika Anda
menggunakan pilihan kalimat panjang seperti itu.
Beri Perintah yang Realistis dan Fun
Jika Anda ingin anak Anda yang baru
berusia 2 tahun menyudahi permainannya, jangan langsung mengambil mainannya.
Coba buat perintah yang realistis dan fun, seperti “Ayo, diambil mainan yang warnanya kuning.”
Jika yang kuning sudah diletakkan di kotak mainannya, Anda bisa memintanya
membereskan mainan yang lain dengan cara yang sama. “Oke, bagus, sekarang coba
yang biru diambil.”
Bersungguh-sungguh dan Segeralah Bertindak
Katakan pada anak bahwa Anda
bersungguh-sungguh pada perkataan Anda, namun jangan membuat ancaman –atau
janji-janji—yang tidak mungkin Anda realisasikan. Misalnya Anda ingin batita
Anda minum susu saat makan malam, maka segeralah Anda bertindak: memberinya
susu. Jangan memberi jeda baginya untuk menikmati jus terlebih dahulu. Jika Anda mengingatkan si kecil akan ada hukuman (time-out) jika dia memukul adiknya, maka tepatilah janji itu.
Pastikan pula pasangan Anda mengetahui peraturan ini dan mintalah dia
menghormatinya sehingga anak akan paham bahwa Anda bersungguh-sungguh. Jika
pasangan tidak sependapat, bicarakan sehingga tercipta titik temu langkah apa
yang sebaiknya dilakukan jika masalah-masalah anak seperti contoh di atas tadi
terulang.
Sebaiknya Anda benar-benar
bersungguh-sungguh dan cepat dalam bertindak. Anda tentu tidak ingin kan,
berteriak “Jangan lari ke jalan” hingga lima kali sebelum akhirnya si kecil
mendengarkan Anda? Yang tak kalah
pentingnya, anak harus tahu bahwa ada hal-hal yang berbahaya untuk dilakukan.
Misalnya, ketika si kecil main di jalan, pastikan Anda menggandeng tangannya.
Dengan begitu dia akan mengerti bahwa di jalan ada kendaraan yang membahayakan
namun bisa diatasi dengan berhati-hati. Jangan
sekali-kali pula menyuruh anak sebelum mencontohkannya. Misalnya, Anda
mengharapkan anak selalu menaruh cangkir di atas meja, lalu tiba-tiba
mengatakan “Letakkan cangkirnya di meja.” Bantulah dia menggenggam cangkir
kemudian bantu dia mengangkat tangannya dan meletakkan cangkir itu ke meja.
Dengan cara lembut seperti ini anak akan lebih mudah menangkap maksud Anda.
Tegaskan Kembali Maksud Anda
Ada kalanya menegaskan kembali maksud
Bunda pada si kecil diperlukan, lho. Namun sebaiknya tidak dengan kalimat
yang sama. Anda bisa mengulang pesan Anda dengan kalimat yang lebih variatif
sehingga anak bisa menyerap pesan lebih jelas. Bisa juga tidak dengan kalimat
melainkan perbuatan. Misalnya
Anda ingin anak Anda tidur. Anda sudah mengatakan pada si kecil, “Waktunya bobo
ya, sayang!” Supaya lebih jelas, Anda bisa memberikan petunjuk visual
pendukung seperti mematikan lampu dan petunjuk fisik seperti merangkulnya
sehingga perhatiannya beralih dari boneka yang sedang dimainkannya ke arah
Anda. Demonstrasi bisa juga dilakukan untuk memperjelas pesan Anda: membawanya
ke tempat tidur, menyelimutinya, dan membetulkan posisi bantal.
Beri Motivasi
Berteriak bisa jadi cara paling mudah
untuk menarik perhatian anak Anda. Tapi percaya deh Bunda, tidak satu pun anak
senang dengan proses ini. Kebanyakan anak merespon dengan baik ketika Anda
mengatakan dengan humor. Anda
sesekali bisa mencoba menggunakan suara-suara kartun saat ingin menyampaikan
pesan. Atau bisa juga Anda menggunakan lagu London Bridge dengan mengubah syairnya menjadi “Now it’s time
to brush your teeth, brush your teeth, brush your teeth...” ketika Anda
mengajak si kecil gosok gigi. Humor yang
baik dan kalimat lembut penuh sayang akan membuat anak mau mendengar karena dia
merasa Anda menyayanginya dan berpikir bahwa dia istimewa.
Beri Contoh
Beri Contoh
Anak-anak prasekolah akan
menjadi pendengar yang baik jika mereka melihat Anda sebagai pendengar yang
baik juga. Karena itu biasakan mendengarkan buah hati Anda dan hargailah dia
seperti orang dewasa lainnya. Tatap matanya ketika dia berbicara pada Anda,
beri respon positif dan biarkan si kecil menyelesaikan kalimatnya tanpa
interupsi.
Beri Peringatan
Beri pemberitahuan lebih lanjut
kepada si kecil. Misalnya ketika dia masih sibuk dengan mainannya, Anda bisa
mengatakan, “Bunda mau keluar sebentar. Nanti kalau Bunda sudah datang, mainnya
sudahan ya. Waktunya selesai dan cuci tangan. Oke?”
Beri Pujian
Jangan lupa, pujian dapat
meningkatkan kepercayaan diri si kecil. Katakan “Hebat!” atau “Bunda bangga!”
setiap kali anak berhasil mendengarkan Anda. So, jangan lelah beri pujian
pada si kecil ya, Bunda!
So.. Lakukan strategi sederhana ini
dengan konsisten yaa Bunda..
No comments:
Post a Comment