MENGAJARKAN POTTY TRAINING PADA ANAK
MENGAJARKAN POTTY TRAINING PADA ANAK |
Pernahkan
bunda menemukan si buah hati yang masih tetap asyik bermain meskipun celananya
sudah basah oleh pipis? Hmmm,
it’s still long way to go..
Potty training merupakan istilah
untuk melatih batita buang air kecil maupun buang air besar di kamar mandi. Potty
training menjadi satu tahap
perkembangan anak yang prosesnya tidak bisa dipastikan berapa lama. Beberapa
anak menguasai potty
training dalam hitungan hari saja tapi
anak-anak lainnya memerlukan waktu berbulan-bulan. Pada umumnya, semakin kecil
usia anak saat memulai potty training, akan semakin lama waktu yang dibutuhkan.
Hal Yang Perlu
Disiapkan Sebelum Potty Training
Bunda, ada beberapa hal yang perlu dicermati saat memutuskan untuk
menerapkan potty
training pada batita, antara lain:
Ukur
Kesiapan Bunda dan Si Kecil
Saat
anak memasuki usia satu tahun, dia baru mulai mengerti saat kandung kemihnya
penuh itu adalah pertanda ia akan pipis. Beberapa orang tua ada yang
mengajarkan potty
training pada bayi, beberapa anak siap melakukan potty
training di awal usia 18 bulan,
sementara yang lain sama sekali tidak tertarik pada potty
training hingga mereka berusia 3 tahun.
Banyak orang tua mengajarkan potty training saat anak mereka berumur sekitar dua setengah tahun.
Jadi tidak ada standar umur yang dapat digunakan
sebagai tanda kesiapan anak untuk memulai potty training. Sebagai gantinya, akan muncul tanda bahwa si kecil
telah siap, seperti:
1.
Ia
bisa mengikuti dan mengerti perintah sederhana dari Anda.
- Ia
sudah dapat berjalan dan duduk dengan tidak goyah.
- Ia
sudah mampu mengenakan dan melepas celana sendiri.
Yang paling penting untuk
diperhatikan, jangan memaksa anak karena pemaksaan di saat ia tidak siap justru
akan berdampak negatif. Jangan juga berharap si bungsu akan berproses dengan
tahapan yang sama dengan kakaknya. Anak ke-dua dan berikutnya memang belajar
lebih cepat dari anak pertama. Sedangkan anak lelaki cenderung lebih lambat
dari anak perempuan. Pertimbangkan juga kondisi lain yang sedang dihadapi
anak seperti masuk ke sekolah baru, penggantian pengasuh, atau mendapatkan adik
baru. Begitu pula bila Anda sedang mengalami ngidam, mengganti model rumah,
atau mendapatkan pekerjaan atau jabatan baru di kantor. Tunggulah hingga
beberapa minggu atau mungkin beberapa bulan sampai Bunda dan si kecil
benar-benar siap serta situasi dan kondisi ikut mendukung.
Beli Peralatan yang
Tepat
Belilah
kursi pipis (potty chair) atau adapter seat yang bisa digunakan pada toilet biasa. Adapter seat ini dapat membantu batita Bunda merasa nyaman duduk di
toilet dewasa tanpa khawatir akan terjatuh. Tanyakan warna atau bentuk karakter
yang ia inginkan dan biarkan ia memilih kursi potty-nya sendiri. Setiba di rumah, tuliskan namanya dan
bantu ia bermain dan belajar menggunakannya.
Jika
Anda membeli kursi potty untuk anak laki-laki, carilah potty
chair tanpa urine guard. Urine guard biasanya digunakan oleh laki-laki yang harus
menggunakan toilet dengan posisi duduk untuk mencegah urin yang keluar
berceceran di bagian bawah toilet. Memang, sih, Bunda jadi perlu membersihkan pipis yang membasahi lantai
tapi urine guard ini
kadang membentur dan menggesek daerah vital anak saat ia duduk di potty. Si kecil menjadi terganggu dan tentu saja proses training-nya menjadi terhambat.
Saat
Bunda memilih untuk menggunakan adapter
seat untuk potty
training si buah hati, pastikan juga
keamanan dan kenyamanannya. Sekarang banyak pilihan adapter seat dengan warna dan gambar-gambar karakter menarik, loh
Bun. Jangan lupa beli juga bangku kecilnya. Bangku kecil ini untuk membantu
anak naik dan turun dari toilet dengan cepat dan mudah, juga sebagai pijakan
kaki saat ia duduk yang membantunya mendorong saat poop (buang air besar).
Gunakan Training Pants
Saat
mengajarkan potty
training, Bunda sebaiknya menggunakan training
pants untuk si kecil, yaitu popok kain
yang bisa dicuci berulang yang dipakai dan dicopot seperti celana dalam. Dengan
menggunakan training pants, saat si kecil pipis, air seninya tidak akan
berceceran ke mana-mana. Tapi si kecil tetap merasa basah (tidak kering seperti
saat sedang menggunakan popok) yang bisa membuatnya cepat belajar untuk potty
training.
Celana training berbahan kain ini memang kurang nyaman dibandingkan popok sekali pakai.
Banyak orang tua berpendapat dengan menggunakan training pants, batita dapat langsung merasakan saat ia pipis atau poop di celana. Bila Bunda memilih untuk menggunakan training
pants ini, perkenalkan kepada batita
Anda secara bertahap. Mungkin dengan mengenakannya beberapa jam dalam sehari
dan tetap menggunakan popok di malam hari.
Tunjukkan Caranya
Tunjukkan Caranya
Anak
belajar dengan melihat dan meniru Anda menggunakan kamar mandi. Itu merupakan
satu hal yang natural untuk membantunya memahami penggunaan toilet.
Untuk anak laki-laki, lebih mudah mengajarkannya pipis dengan posisi duduk.
Nanti, setelah ia menguasainya, dia bisa melihat ayah, kakak laki-laki, atau
temannya yang pipis dengan berdiri. Ia dengan mudah akan menirunya tanpa Anda
perlu repot mengajarkannya.
Bunda,
saat menunjukkan cara menggunakan toilet, bicarakan bagaimana Anda tahu itu adalah waktu untuk
ke kamar mandi misalnya dengan mengatakan “Bunda mau pipis dulu
ya…,” lalu turunkan celana dalam Anda
dan jelaskan apa yang terjadi, biarkan ia melihatnya. Perlihatkan padanya
bagaimana menggunakan tisu toilet, menaikkan celana dalam Anda, menyiram toilet, dan mencuci tangan.
Meskipun
Anda membantu si kecil dengan aktifitas ini terutama saat membersihkan badannya
setelah ia poop, namun melihat secara langsung saat Anda
mendemonstrasikannya, dan mendengar Anda membicarakannya akan membantu buah
hati Bunda memahami semua proses dengan lengkap. Perlu diingat, untuk anak
perempuan, saat membersihkan diri pastikan melakukannya dari depan ke belakang,
terutama setelah poop. Hal
ini untuk mengurangi resiko infeksi saluran kencing.
Jelaskan Prosesnya
Jelaskan
pada batita Anda hubungan antara poop dan toilet. Ketika ia poop di
popok, bawa ia ke potty-nya,
dudukkan, dan kosongkan popoknya. Biarkan dia menyiram toilet bila ia ingin
melakukannya, sehingga ia bisa melihat kotorannya menghilang. Tapi bila ia
merasa takut, jangan memaksa ya, Bun. Anda
juga mungkin ingin menggunakan buku atau video bertema potty
training untuk membantu batita Bunda
mendapatkan semua informasi baru. Everyone Poops, oleh Taro Gomi, Where's the Poop? dan Once Upon a Potty, bisa menjadi referensi menarik untuk Anda.
Buku atau poster yang menggambarkan langkah menggunakan potty membuat batita Anda terbiasa dengan proses potty
training dan menghubungkannya dengan
apa yang ia lakukan di kamar mandi.
Ciptakan Rutinitas
Tempatkan
batita Bunda di potty-nya dengan berpakaian lengkap pada setiap kesempatan
yang memungkinkan seperti setelah sarapan, sebelum mandi atau saat ia hendak poop. Setelah ia terbiasa dengan rutinitas ini, mulailah
mendudukkan si kecil di potty chair tanpa celana. Biarkan ia menyadari bahwa ayah, bunda,
dan saudara kandung lainnya juga melepas celana sebelum menggunakan kamar
mandi. Bila duduk di potty membuat batita Bunda kesal atau marah, tidak perlu
memaksanya ya, terutama bila ia terlihat takut. Lebih baik menyingkirkan si potty selama beberapa minggu lalu memulai kembali dari awal.
Bila ia ingin duduk kembali di sana, itu artinya ia sudah merasa nyaman untuk
melanjutkan training-nya.
Motivasi
batita Bunda untuk duduk di potty kapanpun ia merasa ingin poop. Jika ia memerlukan bantuan untuk naik ke toilet atau mencopot popoknya, pastikan dia mengerti bahwa
tidak apa meminta bantuan Anda kapanpun. Jika
perlu, biarkan ia berlarian bermain tanpa memakai celana dalam dan letakkan potty
chair di dekat area ia bermain. Semakin
sering waktu yang ia habiskan tanpa popok, semakin cepat kemungkinan ia
belajar. Katakan pada buah hati Bunda kalau ia bisa menggunakan potty-nya kapanpun.
Kadang
batita tidak mau duduk tenang di potty-nya hingga ia selesai BAB atau BAK. Jadi peran Bunda
sangat penting untuk membuatnya betah. Bujuk ia untuk duduk di sana setidaknya
selama satu menit. Bunda dapat menemaninya dan berbincang dengannya atau
membacakan buku untuk membuatnya bertahan di tempat duduknya. Ketika batita Anda berhasil menggunakan potty-nya dengan baik, berikan pujian untuknya. Pujian akan
memberi dorongan positif. Namun, selanjutnya, dia mungkin akan masih melakukan
kesalahan, tapi setidaknya dia telah mulai memahami bahwa menggunakan potty dengan baik adalah sebuah prestasi.
Perkenalkan Potty
Training di Malam Hari
Meski
anak Anda bisa berhasil tidak mengompol sepanjang siang, masih dibutuhkan
beberapa bulan, atau bahkan beberapa tahun lagi untuk membuatnya tidak
mengompol di malam hari. Di usia balita, tubuhnya masih terlalu muda untuk
bangun di tengah malam hanya untuk ke kamar mandi. Jadi sangatlah normal bila
anak masih mengompol sesekali di malam hari hingga ia mencapai usia awal masuk
sekolah. Batita Anda masih perlu memakai popok saat tidur di
malam hari tapi bujuk ia untuk menggunakan potty bila ia ingin pipis atau poop di malam hari. Anda juga bisa meletakkan potty di dekat tempat tidurnya sehingga ia bisa segera
menggunakannya.
Bila
ia berhasil tidak mengompol sepanjang malam, itu artinya ia siap untuk memulai potty training di malam hari. Untuk memulainya, Bunda bisa gunakan
perlak di bawah seprei untuk melindungi kasur. Minta ia ke toilet sebelum Anda menidurkannya. Lalu lihat apa yang
terjadi! Biasakan anak Anda menggunakan kamar mandi juga setelah bangun tidur
ya Bun. Tapi ingat, tidak semua anak itu sama. Bisa jadi buah hati Anda belum
bisa tidak mengompol pada siang dan malam hari. Memang tidak banyak yang bisa
Anda lakukan untuk mengatasi kondisi ini. Hal kecil yang dapat Anda lakukan
adalah membatasi cairan yang ia minum sebelum tidur. Tapi bila batita Anda
masih mengompol saat tidur, pakaikan lagi popoknya, dan mulai kembali beberapa
bulan kemudian saat usianya sudah sedikit lebih besar.
Percaya
atau tidak, saat anak Anda secara fisik dan mental siap untuk mempelajari
keterampilan baru ini, ia akan mampu melakukannya. Dan bila Anda menunggu
sampai ia benar-benar siap, prosesnya tentu tidak akan terlalu melelahkan bagi
Anda berdua. Keberhasilan dalam potty
training merupakan keberhasilan Anda
dan si kecil. Setelah ia mampu menguasainya, Anda tidak perlu lagi menyisihkan
uang belanja untuk keperluan popoknya, setidaknya sampai kelahiran anak
berikutnya.
Sikapi Kemunduran dengan Tenang
Bunda Annisa merasa kecewa, minggu lalu Aldo, putra batitanya sudah dapat
menggunakan potty chair-nya dengan sangat baik. Namun, beberapa hari
belakangan ini ia kembali pipis di celana. Potty training memang bisa menjadi sesuatu yang sulit tidak hanya
bagi anak, tapi juga bagi orang tua. Ingat ya, Bun, kemunduran sementara
sangatlah normal. Biasanya anak akan mengalami beberapa insiden kecil sebelum
akhirnya mampu tetap kering sepanjang hari. Sebuah insiden tidak menandakan
Anda gagal. Jangan marah atau menghukum anak Anda. Lagipula, hal ini terjadi
karena perkembangan otot yang membuat ia menahan diri untuk berkemih, dan
ia masih pada tahap belajar tentang pentingnya menggunakan potty. Semua perlu waktu, kan Bun? Yang perlu Bunda lakukan adalah mencegah insiden kecil
itu terjadi lagi dengan memakaikan pakaian yang mudah dicopot dengan cepat.
Jika masih terjadi juga, tetap berpikir positif. Sarankan dengan manis pada
batita Bunda untuk menggunakan potty-nya.
No comments:
Post a Comment