MAINAN ANAK CERDAS

Anak FUN, Bunda Kaya Informasi

LightBlog

Breaking

Friday, March 10, 2017

Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati Neuroblastoma Pada Anak

Jika membicarakan tentang kanker, ternyata neuroblastoma merupakan salah satu kanker yang cukup membahayakan bagi anak. Neuroblastoma merupakan kanker pada sistem saraf yang sering terjadi pada anak-anak. Jenis kanker ini bisa tumbuh di berbagai bagian tubuh. Kanker ini bersumber dari jaringan yang membentuk sistem saraf simpatis yakni bagian dari sistem saraf yang mengatur fungsi tubuh involunter/diluar kehendak, dengan cara meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, mengkerutkan pembuluh darah dan merangsang hormon tertentu.
Neuroblastoma adalah jenis kanker langka yang berkembang dari neuroblasts atau sel-sel saraf yang belum matang pada anak-anak. Sebagian besar kasus neuroblastoma terjadi pada anak-anak usia lima tahun
ke bawah. Neuroblastoma sering kali berasal dari jaringan kelenjar adrenal di perut. Kemudian menyebar dengan cepat ke hati, kelenjar getah bening, tulang, dan sumsum tulang. Sekitar 75 persen kanker ini diderita anak di bawah 5 tahun. Belum diketahui pasti penyebab munculnya kanker ini, namun faktor keturunan diduga ikut berperan dalam terbentuknya sel-sel tumor.  

Gejala neuroblastoma pada anak:
Gejala neuroblastoma bervariasi, tergantung pada lokasi tumor. Gejala awal neuroblastoma seperti anak merasa lelah, nafsu makan menurun, demam, perut terasa kembung dan nyeri. Selain itu, tumor yang ada di bawah kulit terasa kasar saat disentuh, perubahan kebiasaan buang air besar atau sembelit dan pembengkakan pada kaki dan dada sehingga menyebabkan anak mengalami masalah pernapasan, perubahan mata termasuk kelopak mata, ukuran pupil yang berbeda dan dalam sumsum tulang menyebabkan anak menderita anemia. Jika anak memiliki gejala seperti gejala yang tercantum di atas, terutama memiliki riwayat neuroblastoma dalam keluarga, maka segera konsultasikan ke dokter sehingga Ayah dan bunda dapat lebih mengetahui penyebab dari gejala-gejala yang terjadi pada anak dengan cepat dna tepat. Hal ini karena penyakit ini kebanyakan terjadi pada anak-anak, terutama anak laki-laki.
Gejala neuroblastoma pada anak bisa bermacam-macam, tergantung pada bagian tubuh yang terserang. Misalnya jika kanker ini terdapat di bagian dada, maka gejala yang bisa dirasakan anak berupa nyeri di dada, sesak napas disertai mengi, dan perubahan pada mata (ukuran pupil menjadi berbeda dan kelopak mata turun). Sedangkan apabila neuroblastoma mengenai saraf tulang belakang, maka bagian tubuh bawah bisa menjadi lemah, mati rasa, atau mengalami gangguan pergerakan.
Neuroblastoma juga bisa menyerang daerah perut. Hal ini ditandai dengan gejala nyeri perut, konstipasi, diare, dan kulit perut yang terasa keras apabila disentuh. Selain itu, neuroblastoma juga bisa menyerang leher yang mengakibatkan munculnya benjolan di bagian tersebut yang dapat terlihat sebagai benjolan kebiruan di kulit.
Apabila tulang yang terserang, maka anak bisa merasakan ngilu dan nyeri di tulangnya, atau bahkan menjadi sulit berjalan. Sedangkan jika sumsum tulang yang kena, maka gejala yang timbul bisa berupa infeksi, pucat atau memar pada kulit, dan pendarahan. Jika anak-anak yang mengalami penyakit ini, kurang bisa diidentifikasi secara dini karena pada umumnya anak masih belum mampu mengatakan apa yang sedang dirasakannya. Oleh sebab itu, ayah dan bunda segera pergi ke dokter untuk konsultasi lebih lanjut agar penyakit ini segera diketahui dan ditangani jika memang sedang mengalami hal tersebut.
Gejala neuroblastoma lainnya adalah:
  • Demam
  • Hilang nafsu makan
  • Penurunan berat badan

Penyebab Neuroblastoma Pada Anak

Sel-sel saraf, serat saraf, dan sel-sel kelenjar adrenal manusia berkembang dari neuroblasts atau sel saraf yang belum matang. Perubahan ini terjadi saat janin berkembang di dalam rahim. Umumnya setelah manusia lahir, tidak ada lagi neuroblasts yang tersisa. Jika pun masih ada, neuroblasts akan berangsur-angsur matang atau hilang dengan sendirinya. Pada kasus neuroblastoma, sisa neuroblasts yang ada tersebut bukannya menjadi matang atau menghilang, melainkan terus berkembang dan membentuk tumor. Sama seperti jenis kanker lainnya, hingga saat ini para ahli belum bisa memastikan penyebab yang menyebabkan sel-sel saraf mentah bermutasi dan berkembang menjadi neuroblastoma. Kanker ini diduga berhubungan dengan faktor lingkungan, genetik, dan ras.

Diagnosis Neuroblastoma Pada Anak

Selain melakukan wawancara dan pemeriksaan terhadap fisik anak melalui tanya jawab dengan ayah atau bunda, dokter kemungkinan akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis neuroblastoma. Salah satunya adalah melalui tes darah dan urine. Seorang anak penderita neuroblatoma biasanya memiliki kadar zat katekolamin yang sangat tinggi di dalam tubuhnya. Melalui tes ini, kelebihan katekolamin tersebut bisa diketahui.
Metode pemeriksaan neuroblastoma lainnya adalah dengan pemindaian, misalnya USG, CT scan, dan MRI scan. Prosedur-prosedur ini bertujuan untuk melihat adanya gumpalan tumor di bagian tubuh serta apakah kanker sudah menyebar ke area lain di dalam tubuh. Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan pengambilan dan pengujian sampel sel kanker di laboratorium (biopsi). Biopsi sumsum tulang belakang dilakukan apabila dokter mencurigai neuroblastoma sudah menyebar ke saraf tulang belakang.
Tingkat keparahan neuroblastoma dibagi 4 tingkat berdasarkan penyebarannya. Pada tingkat keparahan terendah (stadium 1), kanker belum menyebar dan hanya terdapat di satu bagian saja. Pada stadium 2, kanker juga belum menyebar dan dapat telah mengenai kelenjar getah bening sekitar. Pada stadium 3, kanker sudah mulai menyebar, namun baru sampai bagian-bagian setempat. Sedangkan pada tingkat keparahan tertinggi (stadium 4), kanker sudah menyebar jauh ke beberapa bagian tubuh yang lain.

Pengobatan Neuroblastoma Pada Anak

Ada tiga jenis metode pengobatan neuroblastoma, yaitu melalui operasi pengangkatan tumor, kemoterapi (penghancuran sel-sel kanker menggunakan obat-obatan), dan radioterapi (penghancuran sel-sel kanker dengan radiasi sinar). Prosedur operasi umumnya diterapkan untuk mengatasi neuroblastoma stadium satu. Namun jika tumor tumbuh dekat organ-organ vital, misalnya di sekitar saraf tulang belakang atau paru-paru, maka pilihan untuk mengangkat keseluruhan tumor melalui operasi bisa berbahaya untuk dilakukan. Sebagai penggantinya, penanganan harus dilakukan dengan kemoterapi atau radiologi.
Untuk penanganan stadium 2, tumor akan disusutkan terlebih dahulu dengan kemoterapi. Setelah ukuran tumor mengecil, prosedur operasi bisa dilakukan untuk mengangkatnya. Kombinasi ketiga metode pengobatan biasanya dilakukan oleh dokter pada neuroblastoma pada stadium 3 dan 4. Operasi akan dilakukan terlebih dahulu untuk mengangkat jaringan tumor sebanyak-banyaknya, setelah itu sisa-sisanya bisa dihancurkan dengan kemoterapi dan radiologi. Besarnya dosis kemoterapi yang diberikan atau lamanya proses penyinaran radiologi yang dilakukan pada anak neuroblastoma akan tergantung dari tingkat keparahan penyakit itu sendiri. Makin tinggi tingkat keparahan neuroblastoma, maka dosis dan penyinaran akan makin ditingkatkan.

Stadium Akhir pada Bayi Usia di Bawah Satu Tahun

Ini merupakan kasus spesial dari neuroblastoma karena bayi usia setahun ke bawah yang terdiagnosis stadium akhir justru terkadang tidak perlu mendapatkan pengobatan dan kanker akan sembuh dengan sendirinya, meski sudah menyebar ke bagian tubuh lain. Para ahli belum mengetahui kenapa bisa seperti ini.

Berikut yang telah dijelaskan adalah sedikit informasi tentang penyakit kanker neuroblastoma. Jika si kecil mengalami beberapa gejala yang telah dijelaskan, segera konsultasikan ke dokter agar segera mendapat penanganan yang tepat dan bisa segera diatasi. Karna jika terlambat tidak menutup kemungkinan akan membahayakan si kecil. Selalu jaga pola hidup keluarga ayah dan bunda agar anak tetap sehat dan ceria.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog

Featured Post

Pasir Kinetik Bandung, Mainan Anak Cerdas