MAINAN ANAK CERDAS

Anak FUN, Bunda Kaya Informasi

LightBlog

Breaking

Wednesday, March 15, 2017

Pengaruh Televisi Terhadap Anak

Pengaruh Televisi Terhadap Anak
Siapa sih anak pada usia dini yang tidak suka melihat Televisi? Tentunya semua anak menyukainya dan bahkan mereka punya acara-acara favorit pada jam-jam tertentu. Sebenarnya pengaruh televisi terhadap anak bisa menjadi bagian dari masa kecil yang positif selama digunakan dengan bijak. Misalnya, anak usia prasekolah mendapat bantuan belajar mengenal alfabet dari televisi, belajar sebab akibat, sopan santun karena memang saat ini banyak juga chanel yang menyajikan tayangan untuk anak-anak. Meskipun demikian, terlalu banyak menonton televisi bisa berakibat buruk. Berikut beberapa faktanya:

1.      Anak yang secara konsisten menghabiskan lebih dari 4 jam setiap hari menonton televisi lebih beresiko mengalami kelebihan berat badan.
2.      Anak yang melihat tindakan kekerasan di TV lebih mungkin menunjukkan perilaku agresif, dan merasa takut ada sesuatu yang buruk akan terjadi pada mereka.
3.      Karakter di TV sering menggambarkan perilaku negatif, seperti merokok dan minum alkohol.
Itu sebabnya, penting bagi orangtua untuk membatasi waktu anak menonton TV dan membuat aturan untuk memastikan anak tidak menghabiskan waktu terlalu banyak di depan TV.

Panduan Menonton TV Untuk Anak
Panduan berikut bisa membantu Anda membatasi waktu menonton TV anak:
1.      Bayi dan batita hingga usia 18 bulan, tidak menonton televisi, kecuali menonton video yang berisi keluarga dan teman.
2.      Batita usia 18 hingga 24 bulan, boleh menonton TV sebentar saja bersama orangtua atau pengasuh.
3.      Anak usia prasekolah, tidak lebih dari 1 jam setiap hari menonton program edukasi, bersama orangtua atau pengasuh yang bisa membantu mereka memahami apa yang mereka tonton.

Perilaku Buruk di Televisi
Televisi penuh dengan konten yang mengandung perilaku beresiko seperti minum alkohol, konsumsi obat terlarang dan seks bebas di usia dini. Penelitian telah menunjukkan kalau anak remaja yang menyaksikan banyak konten seksual dari TV lebih mungkin melakukan hubungan seks atau berpartisipasi dalam aktivitas seksual lebih awal dibanding teman yang tidak menonton tontonan seksual. Meski iklan rokok dilarang di TV, anak tetap masih bisa melihat banyak orang merokok di acara TV. Ini membuat perilaku seperti merokok dan minum alkohol terlihat bisa diterima dan memicu masalah kekerasan.

TV dan Obesitas
Ahli kesehatan telah lama menghubungkan waktu menonton TV dengan obesitas pada anak. Ketika anak menatap layar kaca, mereka menjadi tidak aktif dan cenderung makan cemilan. Mereka juga dihadapkan oleh iklan yang mendorong mereka untuk mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Penelitian telah menunjukkan kalau penurunan jumlah jam menonton TV pada anak berpengaruh pada berkurangnya penambahan berat badan dan menurunnya indeks massa tubuh.

Iklan Produk di Televisi
Kebanyakan anak di bawah usia 8 tahun tidak memahami kalau iklan digunakan untuk menjual produk. Anak usia 6 tahun atau yang lebih kecil tidak bisa membedakan antara acara TV dan iklan, terutama bila karakter favorit mereka mempromosikan sebuah produk. Bahkan anak yang lebih besar perlu diingatkan tentang tujuan iklan. Memang hampir tidak mungkin menghindari pengaruh iklan kecuali Anda mematikan televisi. Ketika anak bertanya tentang produk yang diiklankan, jelaskan kalau iklan tersebut dibuat untuk membuat orang membeli produk yang tidak mereka butuhkan. Dan iklan ini membuat kita mengira produk tersebut akan membuat kita lebih bahagia. Ajarkan anak menjadi konsumen cerdas ya Bun dan coba batasi paparan anak pada iklan TV dengan:
1.      Merekam program televisi tanpa iklan.
2.      Menghilangkan volume TV selama iklan untuk membahas program acara yang sedang ditonton.
3.      Membeli atau menyewa DVD favorit.
Bunda.. TV tidak sepenuhnya buruk, lho. Sebagian menganggap menonton TV bisa bermanfaat selama tidak berlebihan dan program yang ditonton telah diseleksi:
1.      Beberapa acara TV bisa mengedukasi, memberi informasi, dan menginspirasi. Televisi bisa lebih efektif dibanding buku atau rekaman suara dalam mengajarkan sebuah proses pada anak seperti bagaimana menanam tumbuhan atau memasak kue.
2.      Penelitian menunjukkan kalau anak yang menonton acara edukasi dan tidak ada kekerasan di dalamnya bisa lebih baik dalam tes membaca dan matematika dibanding anak yang tidak menonton program ini.
3.      Anak prasekolah yang menonton program informasi dan edukasi cenderung menonton lebih banyak acara informasi dan edukasi ketika bertambah besar. Mereka menggunakan TV secara efektif sebagai pelengkap pelajaran sekolah. Sebaliknya, anak yang menonton lebih banyak program hiburan akan lebih sedikit menonton program informasi ketika bertambah besar.
4.      Anak usia prasekolah yang menonton program edukasi cenderung lebih tinggi rankingnya, kurang agresif, dan lebih menghargai nilai belajar ketika mencapai sekolah menengah, berdasarkan sebuah penelitian.
5.      Menurut penelitian lain, anak mendapat efek menenangkan dan hilang rasa sakit dengan menonton kartun. Jadi mungkin sedikit hiburan dari TV bisa jadi sumber penyembuh bagi anak yang stres atau mengalami rasa sakit.


Dari penjelasan di atas, Orangtua perlu memikirkan apa yang anak lakukan ketika tidak menonton TV. Akan baik bila alternatifnya berupa membaca buku, bermain di luar ruangan, atau ngobrol bersama orangtua. Tapi bila alternatifnya hanya dengan duduk diam dan tidak melakukan apapun, lalu anak merasa bosan atau mulai berkelahi dan menimbulkan konflik, maka membiarkan anak menonton TV jadi pilihan yang lebih baik.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog

Featured Post

Pasir Kinetik Bandung, Mainan Anak Cerdas