PENYEBAB
ANAK AGRESIF
PENYEBAB ANAK AGRESIF |
Saat si kecil mulai
memasuki masa prasekolah, sebagai Bunda, Anda pasti merasa senang sekali saat
mengantar si kecil ke TK di hari pertamanya. Tapi kemudian yang Anda lihat
adalah perilakunya yang mengganggu anak lain dengan mencubit, memukul, bahkan
menendang. Kejadian ini pasti cukup mengejutkan bagi Anda. Apa yang anak Anda
lakukan termasuk perilaku agresif yang normal terjadi pada perkembangan di usia
prasekolah. Banyak
anak pada usia ini berperilaku negatif dengan merebut mainan dari teman,
menendang, memukul, atau berteriak-teriak.
Kadang penyebabnya sederhana saja.
Anak Anda akan menyerang bila ia merasa dipojokkan oleh anak lain. Sebenarnya
ini wajar sekali Bunda karena di usia prasekolah, si kecil sedang mempelajari
banyak keterampilan baru, seperti menggunakan gunting, hingga mengungkapkan
kalimat yang kompleks. Semua kecakapan yang sedang ia coba kuasai ini
menjadikannya cepat marah. Akhirnya kemarahan itu bisa ia lampiaskan dengan
memukul temannya.
Jika si kecil
memang sudah terbiasa ditipkan di daycare atau sekolah, ini
akan membuatnya menjadi terbiasa juga jauh dari rumah. Saat ia merasa marah
atau terabaikan ia akan mengekspresikannya dengan mendorong anak lain yang tak
jauh darinya. Atau mungkin ia belum tahu bagaimana merespon lelah dan lapar
yang ia rasakan, jadi yang bisa ia lakukan adalah menggigit, memukul, atau marah. Perilaku agresif ini
akan berkurang setelah ia mengetahui cara menggunakan kata-kata ketimbang
kepalan tangan dan tendangan kaki. Kuncinya adalah membantu ia menyadari bahwa
ia akan merasa lebih baik dengan membicarakan apa yang ia rasakan, bukan dengan
menjambak rambut seorang teman. Berikut
ini hal yang harus Bunda lakukan saat si kecil mulai bertingkah laku
agresif:
Konsisten
Sebisa mungkin,
berikan respon yang sama setiap kali si kecil berperilaku agresif. Dengan
demikian ia dapat menduga bagaimana respon Anda. Dengan cepat ia akan belajar
bahwa bila ia berperilaku tidak baik, ia tidak bisa melanjutkan kegiatan
bermainnya. Tetaplah bersikap sama meski ia berperilaku negatif di hadapan
banyak orang dan mempermalukan Anda. Kebanyakan orangtua akan memahami situasi
Anda. Lagi pula mereka juga kemungkinan pernah berada pada posisi Anda. Jika
orang-orang melihat dan memperhatikan Anda, lontarkan saja komentar seadanya
dengan mengatakan, “Anak umur segini memang nakal banget ya ibu-ibu?”
Berulah Maka Bertanggungjawab
Saat buah hati Anda
merusak milik orang lain atau membuat semua menjadi berantakan, ia harus
membantu membereskannya. Ia dapat menggunakan lem untuk memperbaiki mainan yang
rusak atau membersihkan balok yang ia lempar saat marah. Jangan menganggap hal
ini sebagai hukuman tapi ini merupakan konsekuensi natural dari perilaku
negatif yang ia tunjukkan. Bila ia merusak sesuatu maka ia harus
memperbaikinya. Bunda,
pastikan ia mengerti bahwa ia perlu meminta maaf ketika ia berperilaku seperti
ini. Bantu ia meski Anda harus memegang tangannya agar ia mau meminta maaf dan
bersalaman dengan pihak yang dirugikan karena ulahnya. Awalnya permintaan maaf
yang keluar dari mulutnya mungkin tidak terdengar tulus, tapi ia akan segera
belajar melakukannya.
Cepat Bertindak
Berikan respon yang
cepat saat Anda melihat anak Anda yang di usia prasekolah menjadi agresif.
Jangan menunggu hingga ia memukul adiknya sebanyak tiga kali untuk memberinya
peringatan. Ia harus segera tahu kalau ia melakukan kesalahan. Pindahkan ia ke
ruangan lain untuk time-out singkat. Gunakan
time-out selama tiga atau empat menit saja untuk anak Anda yang berusia
prasekolah. Time-out bertujuan agar ia
mengerti bahwa akan ada konsekuensi yang harus dijalani bila ia berperilaku
tidak baik. Jadi ia memahami kondisi dimana ia tak boleh melanjutkan aktifitas
bermainnya bila ia memukul atau menggigit. Jaga emosi meski kemarahan Anda
sangat besar padanya. Hindari tindakan memukul, berteriak, atau perkataan
negatif. Tindakan tersebut tidak akan merubah perilakunya, tapi hanya akan
mengajarkan cara marah dengan agresi verbal dan fisik. Lebih baik tunjukkan
contoh yang positif dengan mengatur emosi Anda.
Bicarakan
Biarkan ia tenang
dulu, lalu bicarakan tentang apa yang baru saja terjadi. Waktu terbaik untuk
melakukan ini adalah setelah ia tenang tapi sebelum ia lupa semua yang baru
saja ia perbuat. Idealnya, 30 menit hingga 1 jam setelahnya. Tanyakan kenapa ia
menjadi emosi dengan mengatakan, “Kak, kenapa sih tadi marah banget sama Andi
sampe mukul tangannya?” Jelaskan padanya bahwa kadang-kadang marah adalah hal
yang wajar. Tapi bukan dengan memukul, menendang, atau menggigit. Sarankan cara yang
lebih baik untuk mengekspresikan kemarahan. Ia bisa menendang bola, memukulkan
tinju ke bantal, mencari orang dewasa untuk melerai, atau menyuarakan apa yang
dirasakan dengan mengatakan “Saya marah karena kamu mengambil krayon saya.”
Ajarkan ia untuk menjauh dari situasi dan orang yang membuatnya marah hingga ia
menemukan cara yang lebih baik untuk mengungkapkannya daripada menggunakan
kepalan tangan. Anda dapat membantu si kecil mengatasi rasa marah dengan
membaca buku bersama. Anda bisa baca Let's Talk About
Feeling Angry karangan Rogers, atau Now
Everybody Really Hates Me yang ditulis Jane Martin.
Kurangi Menonton Televisi
Tokoh kartun yang
terlihat polos serta tontonan anak lainnya kadang juga mengandung teriakan,
ancaman, dan pukulan. Buat aturan
menonton TV untuk anak dan awasi program yang ia tonton dengan menontonnya
bersama Anda. Apalagi bila ia termasuk anak yang agresif. Bila ada hal negatif
pada film kartun yang sedang ditonton, bicarakan padanya. Anda bisa katakan,
"Coba lihat, Kak. Anak itu mendorong temannya karena marah. Itu kan nggak
baik, ya Kak?” Anak pada usia prasekolah disarankan menonton televisi tidak
lebih dari satu atau dua jam setiap harinya.
Hadiah untuk Perilaku Baik
Jangan hanya
mempermasalahkan perilaku anak yang tidak baik, tapi coba perhatikan saat ia
bersikap manis. Misalnya ketika ia dengan sopan meminta giliran untuk bermain
game di komputer. Ia tidak memaksa mendapat giliran dengan membanting mouse.
Atau pada saat ia bersedia bergantian bermain ayunan dengan anak lain. Katakan
betapa Anda bangga padanya. Tunjukkan padanya kalau kontrol diri lebih
memuaskan dan mendapat hasil yang lebih baik daripada kekerasan fisik. Anda
bisa buatkan kalender khusus yang ditempel di kulkas atau pada dinding
kamarnya. Beri hadiah berupa stiker warna-warni ketika ia dapat menguasai
emosinya.
Mencari Bantuan
Mencari Bantuan
Beberapa anak memiliki perilaku agresif melebihi
anak yang lain. Jika perilaku agresif anak Anda terjadi cukup sering dan parah,
konsultasikan hal ini pada dokter anak. Begitu juga apabila ia melakukan
serangan fisik pada anak atau orang dewasa lain. Bersama dokter anak, Anda
dapat mencoba mencari akar masalahnya dan memutuskan apakah anak Anda
membutuhkan psikolog anak. Perilaku buruk merupakan akibat dari frustrasi dan
kemarahan. Kadang masalahnya terkait dengan keluarga atau kesulitan emosi.
Apapun sumber masalahnya, seorang konselor dapat menolong anak Anda mengarahkan
emosi yang cenderung agresif. Sehingga si kecil dapat belajar mengontrolnya di
kemudian hari. Bila anak Anda memang membutuhkan konseling, tentu ini akan
melegakan bagi Anda. Anda tak perlu lagi menghadapi masalah ini seorang diri.
No comments:
Post a Comment